Rabu 07 Jul 2021 14:15 WIB

Komisi IX Dorong Vaksinasi Dosis Ketiga untuk Nakes 

Usulan itu diharapkan direalisasikan secepatnya mengingat banyak nakes yang gugur.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Mas Alamil Huda
Sejumlah orang melakukan penghormatan terakhir kepada nakes yang meninggal dunia akibat Covid-19 di Kabupaten Garut, Jumat (5/2).
Foto: Istimewa
Sejumlah orang melakukan penghormatan terakhir kepada nakes yang meninggal dunia akibat Covid-19 di Kabupaten Garut, Jumat (5/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usulan dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) agar tenaga kesehatan (nakes) mendapatkan vaksinasi dosis ketiga didukung dewan. Komisi IX DPR RI mendorong usulan itu bisa direalisasikan secepatnya mengingat banyak nakes yang gugur dalam upaya penanganan pasien Covid-19 meski telah mendapat dua dosis vaksin.

"Ide IDI dan berbagai organisasi profesi kesehatan kami dukung sepenuhnya," kata Wakil ketua Komisi IX DPR, Emanuel Melkiades Laka Leka, kepada Republika.co.id, Rabu (7/7).

Wakil Ketua Umum PB IDI, Slamet Budiarto, dalam rapat kerja bersama Komisi IX menyatakan banyak nakes yang terpapar Covid-19 meski sudah divaksin dua kali. Bahkan ada juga di antara mereka yang meninggal.

"Kami mengusulkan juga adalah agar tenaga kesehatan itu dilakukan vaksin yang ketiga. Karena apa, karena itu tadi banyaknya dokter dan nakes yang sudah terinfeksi dua kali tapi dia mengalami kesakitan yang sedang sampai berat bahkan meninggal dunia," kata dia, Senin (5/7).

Melki mengatakan, suntikan vaksin ketiga kepada para nakes dibutuhkan setelah melihat perkembangan dan dampak penularan virus saat ini. Menurutnya, sudah saatnya para nakes diberikan booster atau dosis penguat sehingga melindungi mereka dari dampak varian baru yang lebih ganas dan mengkhawatirkan.

"Saya sudah sampaikan ini sejak pekan lalu dukungan terhadap nakes dalam berbagai hal ini termasuk vaksinasi ketiga booster," ujar dia.

Selain itu, Melki juga meminta kepada pemerintah dan semua pihak untuk melindungi nakes dengan alat pelindung diri (APD) berkualitas tinggi saat berjuang di lapangan. Selain itu ia juga menilai perlu ada tempat khusus untuk isolasi bagi nakes yang positif Covid-19.

"Insentif nakes perlu diberikan secara berkala dalam waktu yang ditentukan per bulan atau waktu yang ditentukan sehingga moril nakes beserta keluarga tetap tinggi dalam perjuangan ini," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement