Rabu 07 Jul 2021 14:20 WIB

TV Arab Saudi Hapus Pernyataan Pemimpin Hamas

Pemimpin Hamas menyerukan Arab Saudi untuk membebaskan tahanan Palestina

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Bendera Arab Saudi. Saluran TV yang berbasis di Saudi, Al Arabiya, menghapus bagian video ketika Pemimpin Hamas Khaled Meshaal menyerukan Arab Saudi untuk membebaskan tahanan Palestina
Foto: AP/Amr Nabil
Bendera Arab Saudi. Saluran TV yang berbasis di Saudi, Al Arabiya, menghapus bagian video ketika Pemimpin Hamas Khaled Meshaal menyerukan Arab Saudi untuk membebaskan tahanan Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Saluran TV yang berbasis di Saudi, Al Arabiya, menghapus bagian video ketika Pemimpin Hamas Khaled Meshaal menyerukan Arab Saudi untuk membebaskan tahanan Palestina, termasuk perwakilan Hamas dan putranya. Bagian video itu dihapus oleh Al Arabiya ketika mengunggah video wawancara mereka dengan Meshaal.

Pada Senin (5/7), Meshaal muncul di Al Arabiya untuk pertama kalinya dalam lebih dari tujuh tahun. Dia mengatakan bahwa, Hamas tidak akan memutuskan hubungan dengan negara mana pun di kawasan.

Baca Juga

"Kami menyambut baik hubungan dengan Arab Saudi dan negara lain mana pun atas dasar kedaulatan Palestina," ujar Meshaal, dilansir Middle East Monitor, Rabu (7/7).

Saat berbicara dengan Al Arabiya, Meshaal menyerukan Arab Saudi untuk membebaskan tahanan Palestina, termasuk perwakilan Hamas dan putranya. Namun, stasiun televisi tersebut menghapus bagian video yang menyerukan pembebasan tahanan ketika mengunggah video wawancara dengan Meshaal ke YouTube.

Menanggapi pertanyaan mengenai hubungan Hamas dengan Iran, Meshaal mengatakan, Hamas akan menjadi bagian dari poros tertentu di kawasan. 

"Hamas telah terbuka untuk semua negara sejak awal, dan siapa pun yang membuka pintunya kepada kami, kami berterima kasih kepada mereka dan kami akan bekerja sama dengan mereka," ujar Meshaal.

Mohammed Al-Khodari telah ditahan di Saudi sejak awal 2019. Dia menderita kanker prostat dan membutuhkan perawatan medis. Namun, dia tidak mendapatkan perawatan tersebut di penjara.

Pada April, pasukan keamanan menggerebek rumah Al-Khodari dan menginterogasi istrinya yang berusia 70 tahun, Wejdan. Pasukan keamanan memaksa Wejdan untuk menandatangani perjanjian yang mencegahnya berbicara tentang kondisi suaminya kepada media dan menyita teleponnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement