Rabu 07 Jul 2021 14:32 WIB

Politikus Inggris Mati-matian Bela Kehormatan Nabi Muhammad

Kehormatan Nabi Muhammad dibela politikus Inggris.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
 Politikus Inggris Mati-matian Bela Kehormatan Nabi Muhammad. Foto: Jam Big Ben di Kota London, Inggris.
Politikus Inggris Mati-matian Bela Kehormatan Nabi Muhammad. Foto: Jam Big Ben di Kota London, Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON—Naz Shah, seorang anggota parlemen dari Partai Buruh menyampaikan pidato yang berapi-api untuk membela kehormatan Nabi Muhammad SAW. Pembelaannya ini disampaikan saat membahas rencana undang-undang tentang vandalisme patung, dimana jika disahkan maka pelakunya akan diberatkan hukuman penjara hingga 10 tahun.

"Undang-undang yang diusulkan ini akan menempatkan hukuman maksimum 10 tahun bagi orang-orang yang merusak atau menyerang patung," katanya yang dikutip di AA, Rabu (7/7).

Baca Juga

“Yang menimbulkan pertanyaan, mengapa? Mengapa seseorang diberi hukuman yang jauh lebih berat karena menyerang patung batu atau besi dibandingkan dengan merusak tembok batu atau gerbang besi, terutama karena secara fisik mereka sama, benda mati yang tida bisa dilukai perasaannya dan terbuat dari bahan yang sama, selain itu adakah yang lebih penting? Aku hanya bertanya, kenapa?”

Dia menyoroti masalah yang sama yang dihadapi oleh Muslim di Inggris bahkan di seluruh dunia, menyangkut pencemaran nama baik terhadap apa yang mereka hormati dan sayangi.“Sebagai seorang Muslim, bagi saya dan jutaan Muslim di seluruh negeri ini dan seperempat populasi dunia yang juga Muslim, dengan setiap hari dan setiap tarikan napas, tidak ada satu hal pun di dunia yang kita peringati dan hormati lebih dari kita. Nabi Muhammad (saw) tercinta,” katanya.

Dia membuat persamaan antara keterikatan dan kecintaan rakyat Inggris dengan tokoh-tokoh seperti Winston Churchill dan Oliver Cromwell dengan cinta dan kasih sayang umat Islam kepada nabi mereka. Menurutnya, sama halnya seperti RUU Vandalisme yang bertujuan untuk melindungi kehormatan tokoh-tokoh sejarah Inggris, perlindungan yang sama juga harus diperluas untuk melindungi tokoh-tokoh yang dianggap penting bagi komunitas lain.

“Ketika orang-orang fanatik dan rasis mencemarkan nama baik, memfitnah, atau melecehkan Nabi kita (SAW), maka akan timbul rasa sakit hati yang tak tertahan, sama seperti ketika ada beberapa orang yang melakukan hal serupa terhadap Churchill atau tokoh lainnya. Karena bagi 2 miliar Muslim, dia (Rasulullah) adalah pemimpin yang kita peringati di hati kita, kehormatan dalam hidup kita dan menjadi dasar identitas dan keberadaan kita,” tegas Shah.

Meski begitu, dia mengakui pentingnya penghormatan pada monumen sejarah Inggris, menegaskan bahwa pencemaran nama baik atau merusak monumen bersejarah adalah tindakan yang salah dan memecah belah.

“Bagi mereka yang mengatakan itu hanya kartun, saya tidak akan mengatakan itu hanya patung karena saya memahami kekuatan perasaan Inggris ketika datang ke sejarah kita, budaya kita, dan identitas kita. Ini bukan hanya kartun dan mereka bukan hanya patung. Mereka mewakili, melambangkan, dan sangat berarti bagi kita sebagai manusia,” kata Shah.

Dia juga mengutip penulis dan dramawan George Bernard Shaw, yang menggambarkan sosok Nabi Muhammad. “Dia adalah pria paling luar biasa yang pernah menginjakkan kaki di bumi ini. Dia mengajarkan agama, mendirikan negara, meletakkan kode moral, memprakarsai banyak reformasi sosial dan politik, mendirikan masyarakat yang kuat dan dinamis untuk mempraktikkan ajarannya dan sepenuhnya merevolusi dunia pemikiran dan perilaku manusia untuk semua waktu yang akan datang.”

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement