REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Angkatan Udara Filipina (PAF) membantah rumor bahwa pesawat C-130 yang jatuh di Sulu, Filipina bagian selatan, kelebihan muatan.
Kecelakaan pesawat pada Ahad (5/7) tersebut mengakibatkan 53 korban meninggal dan puluhan orang terluka.
“Itu masih dalam batas dan kapasitas operasional ketika meninggalkan Bandara Laguindingan dengan 96 penumpang dibandingkan dengan kapasitas maksimum 120 penumpang,” kata Juru Bicara PAF Letnan Kolonel Maynard Mariano sebagaimana diberitakan media pemerintah, PNA, Rabu (7/7).
Maynard mengatakan tim pencarian dan penyelamatan telah menemukan Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) dari pesawat yang jatuh pada Senin. FDR dan CVR akan dikirim ke fasilitas yang mampu menganalisis data tersebut. Selain itu, Maynard menambahkan, tim investigasi sedang berada di lokasi untuk menginvestigasi penyebab kecelakaan itu.
“Tim sedang mengumpulkan bukti dan melakukan wawancara, antara lain untuk menentukan penyebab kecelakaan,” kata Maynard.
Sambil menunggu hasil penyelidikan, PAF melarang terbang armada C-130 lainnya.
Secara terpisah, Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengimbau publik menunggu hasil investigasi yang resmi atas insiden tersebut. Jumlah korban tewas terdiri dari 50 personel militer dan tiga warga sipil.
Sementara, 46 tentara dan empat warga sipil yang terluka dari kejadian itu. Pesawat tersebut membawa pasukan dari Kota Cagayan de Oro, kemudian melewatkan landasan saat mencoba mendarat di Bandara Jolo, Sulu, Filipina bagian selatan.
Pesawat Herkules yang mengangkut hampir 100 penumpang itu sempat mencoba mengembalikan tenaganya, tetapi tidak berhasil. Setelah melewati ujung landasan, pesawat terperosok ke tebing yang dangkal dan terbakar, Minggu pukul 11.30 waktu setempat.