Walkot Salatiga Pastikan Penyalur tak Main Harga Oksigen
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Wali Kota Salatiga, Yuliyanto (paling kiri) saat melakukan sidak di alah satu agen penyalur oksigen yang ada di kota Salatiga, Rabu (7/7) | Foto: Republika/Bowo Pribadi
REPUBLIKA.CO.ID,SALATIGA — Di tengah kasus Covid-19 yang masih terus meningkat, oksigen –kini-- menjadi salah satu kebutuhan primer di rumah sakit maupun fasilitas kesehatan (faskes) bagi penanganan pasien yang terpapar. Tak terkecuali di wilayah Kota Salatiga, salah satu daerah zona merah risiko penularan Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah.
Guna memastikan kebutuhan oksigen bagi rumah sakit maupun faskes lainnya terpenuhi, Wali Kota Salatiga, Yuliyanto melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah agen penyalur oksigen kemasan tabung, yang ada di derahnya, Rabu (7/7).
Setidaknya, ada dua agen penyalur besar yang dikunjungi oleh wali kota bersama dengan jajaran Forkopimda Kota Salatiga dan pemangku kepentingan lainnya. Masing- masing di agen Duta Tehnik yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman, dan Multi Abadi Gas, di Jalan Veteran Kota Salatiga.
“Saat ini, permintaan oksigen tabung cukup tinggi karena kebutuhannya juga terus meningkat, termasuk di Kota Salatiga. Makanya kami ingin memastikan kebutuhan oksigen tersebut dapat tertangani dengan baik,” jelasnya, Rabu (7/7).
Pemerintah, jelas Yulianto, mesti memastikan apakah di tengah tingginya permintaan oksigen tabung tersebut ada dampak lonjakan harga, baik untuk harga tabung maupun harga isi ulang oksigennya.
Orang nomor satu di Kota Salatiga tersebt ingin, di tengah tingginya kebutuhan oksigen tersebut ada pihak- pihak yang mencoba memanfaatkan situasi, demi mendapatkan keuntungan –secara ekonomi-- yang lebih besar.
Berdasarkan sidak yang dilakukan, wali kota juga memastikan umumnya agen penyalur oksigen yang ada di Kota Salatiga tersebut --sebagian besar—menyalurkan untuk kebutuhan rumah sakit maupun faskes di Kota Salatiga.
Selebihnya menyalurkan bagi kebutuhan usaha seperti bengkel las dan kebutuhan perorangan. Secara umum, rata- rata peningkatan permintaan oksigen di sejumlah agen yang ada di daerahnya di atas 30 persen, kecuali permintaan eceran isi ulang dari masyarakat.
Jika rata-rata permintaan eceran isi ulang perhari hanya berkisar 25 tabung oksigen, untuk sekarang ini melonjak menjadi 50 tabung oksigen per hari.
“Dari penjelasan ke-dua agen yang sudah kami kunjungi, semuanya memastikan jika ketersediaan oksigen tabung masih sangat cukup dan untuk saat ini juga tidak ada kelangkaan oksigen,” lanjutnya.
Sedangkan dari sisi harganya, lanjut Yulianto, juga tetap stabil dan tidak bergejolak, kendati permintaanisi ulang dari masyarakat terus mengalami peningkatan. “Yakni Rp 40 ribu per tabung,” tambah wali kota.
Sementara itu, Kapolres Salatiga, AKBP Rahmad Hidayat menambahkan, guna mengawal ketersediaan oksigen, Satgas Tabung Oksigen Polres Salatiga rutin melakukan monitoring dan operasi setiap hari.
Satgas penting memastikan ketersediaan oksigen kemasan tabung tetap mencukupi dan juga disalurkan kepada pihak- pihak yang tepat di tengah tingginya kebutuhan rumah sakit maupun masyarakat umum.
Maka pengecekan --baik stok maupun harga-- oksigen tabung selalu dipantau. “Bahkan apabila terjadi hambatan dalm pengiriman oleh karena pelaksanaan PPKM Darurat petugas, kami juga siap melakukan penjemputan,” tegasnya.
Lebih lanjut, kapolres juga menyampaikan, jika ditemukan ada upaya- upaya untuk melakukan penimbunan, polisi tidak akan tinggal diam. Misalnya sengaja menimbun untuk kebutuhan usahanya.
Siapa yang mencoba melakukan penimbunan bakal ditindak sesuai ketentuan perundang- undangan. “Tetapi para pelaku industri di Kota Salatiga umumnya sudah menyadari dan mengutamakan kepentingan kemanusiaan, dalam hal ini penanganan Covid-19,” tambah Hidayat.
Sementara itu, pengelola Agen Oksigen Duta Tehnik Salatiga, Adam mengungkapkan, saat ini masih memiliki stok oksigen sebanyak 3.000 tabung. Agennya --selama ini memang melayani kebutuhan usaha perbengkelan dan pengelasan serta kebutuhan rumah sakit.
Baik yang ada di wilayah Kota Salatiga maupun daerah lain di sekitarnya, seperti Kabupaten Boyolali, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobogan. Untuk harga isi ulang baik kebutuhan medis maupun industri harganya tidak dibedakan.
Seperti untuk tabung kecil Rp 40 ribu dan tabung ukuran yang lebih besar ada yang dijual dengan harga Rp 70.000 hingga Rp 100 ribu tergantung ukurannya.
Ia juga mengamini, sejak adanya pandemi Covid-19 --khususnya setelah lebaran Idul Fitri beberapa waktu lalu-- memang terjadi lonjakan permintaan hingga hingga mencapai 50 tabung per hari. “Artinya ada peningkatan sebesar 30 persen dari permintaan normal kebutuhan masyarakat ,” lanjut Adam.