REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura menyerukan agar ASEAN mempercepat pelaksanaan konsensus lima poin untuk menangani krisis di Myanmar. Konsensus ini sebelumnya telah disepakati oleh para pemimpin negara ASEAN.
"Kami menyadari bahwa pelaksanaan Konsensus Lima Poin berjalan lambat dan sedikit mengecewakan," kata Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan.
"Kami bekerja di dalam ASEAN untuk mempercepat proses ini, dengan maksud untuk meringankan situasi kemanusiaan, menghentikan kekerasan di Myanmar, dan mengembalikannya ke jalur negosiasi langsung oleh semua pemangku kepentingan yang akan mengarah pada keadaan normal, perdamaian, dan stabilitas bagi negara-negara ASEAN dalam jangka panjang,” ujar Balakrishnan menambahkan.
Pada April, ASEAN mengumumkan konsensus lima poin untuk menyelesaikan krisis Myanmar. Namun tidak ada kerangka waktu yang disepakati dalam implementasi konsensus tersebut.