Rabu 07 Jul 2021 16:28 WIB

Dosen UBSI Edukasi Masyarakat Demi Cegah Penyebaran Hoaks

Program pengabdian masyarakat cegah hoaks dosen UBSI digelar di Pontianak Selatan

Dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, memberikan edukasi tentang bahaya hoaks. Selain itu mereka juga mensosialisasikan bagaimana cara memerangi hoaks pada masyarakat di RT 02 RW 04 Kelurahan Kota Baru Kecamatan Pontianak Selatan.
Foto: UBSI
Dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, memberikan edukasi tentang bahaya hoaks. Selain itu mereka juga mensosialisasikan bagaimana cara memerangi hoaks pada masyarakat di RT 02 RW 04 Kelurahan Kota Baru Kecamatan Pontianak Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK-- Pemanfaatan media sosial saat ini berkembang dengan sangat luar biasa. Media sosial mengizinkan semua orang untuk dapat bertukar informasi dengan sesama pengguna media tersebut.

Perilaku penggunaan media sosial pada masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif, membuat informasi yang benar dan salah bercampur. Keberadaan internet sebagai media informatif online membuat informasi yang belum terverifikasi benar dan tidaknya tersebar cepat. 

Dosen Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, memberikan edukasi tentang bahaya hoaks. Selain itu mereka juga mensosialisasikan bagaimana cara memerangi hoaks pada masyarakat di RT 02 RW 04 Kelurahan Kota Baru Kecamatan Pontianak Selatan. 

Kegiatan yang berlangsung selama 4 kali dalam satu bulan ini dilaksanakan dari bulan juni hingga bulan juli 2021, tepatnya yaitu setiap hari Sabtu tanggal 12, 19, 26 Juni dan 3 juli 2021. 

Yeni Mustika selaku tutor mengungkapkan bahwa sebagai masyarakat jangan mudah saja percaya akan informasi yang tersebar di dunia maya. “Hoax sendiri biasa diartikan sebagai berita bohong ataupun berita yang ditutup-tutupi kebenarannya. Berita hoax saat ini banyak menyebar melalui media sosial dan beberapa penelitian mengatakan umur yang paling sering menyebarkan hoax adalah umur 40 tahun ke atas atau usia orang tua,” ujarnya dalam rilis yang diterima, Selasa (6/7). 

Ia menambahkan bahwa informasi dapat tersebar secara cepat hanya dalam hitungan detik. Bahkan suatu peristiwa sudah bisa langsung tersebar dan diakses oleh pengguna internet melalui media sosial. Namun, saat ini banyak orang menggunakan media sosial untuk menyebarkan kebencian, provokasi dan hoax.

“Hoax sangat berbahaya, hoax dapat memecah belah bangsa, berita hoax yang tersebar di masyarakat menjadikan informasi yang ada menjadi simpang siur. Banyak masyarakat yang percaya dengan berita bohong karena tidak dapat mencari sumber yang benar. Untuk itu kami sebagai dosen memiliki rasa tanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat," ungkap Yeni.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement