Rabu 07 Jul 2021 21:51 WIB

Resilience Saat Pandemi, Performa Bank Syariah Tetap Stabil

Performa stabil bisa menjadikan perbankan syariah motor pemulihan ekonomi nasional

Rep: Lida puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Nasabah bank menunggu giliran untuk memigrasikan rekening bank konvensional ke rekening bank syariah, di cabang Bank Syariah Indonesia (BSI) di Banda Aceh, Aceh. Sektor perbankan syariah di Indonesia masih menunjukkan kemampuannya bertahan di tengah krisis. Ini dibuktikan dengan portofolio bisnis dan kinerja bank syariah, termasuk di pasar modal yang cenderung stabil.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Nasabah bank menunggu giliran untuk memigrasikan rekening bank konvensional ke rekening bank syariah, di cabang Bank Syariah Indonesia (BSI) di Banda Aceh, Aceh. Sektor perbankan syariah di Indonesia masih menunjukkan kemampuannya bertahan di tengah krisis. Ini dibuktikan dengan portofolio bisnis dan kinerja bank syariah, termasuk di pasar modal yang cenderung stabil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor perbankan syariah di Indonesia masih menunjukkan kemampuannya bertahan di tengah krisis. Ini dibuktikan dengan portofolio bisnis dan kinerja bank syariah, termasuk di pasar modal yang cenderung stabil.

Chief of Economist Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo mengatakan, performa positif menunjukkan bahwa fundamental bank syariah bisa menjadi salah satu motor dalam pemulihan ekonomi nasional. Daya tahannya dilihat dari aset, pembiayaan, dan DPK perbankan syariah tumbuh di atas perbankan nasional.

"Sebagai catatan sampai dengan maret 2021, kita melihat ada pertumbuhan secara aset perbankan syariah sebesar 12,8 persen lebih tinggi dari perbankan konvensional dan perbankan nasional,” ujar Banjaran dalam acara Webinar Pasar Modal Syariah Indonesia yang diadakan oleh BSI pada Rabu (7/7).

Pada sektor pasar modal, tren keuangan syariah cenderung stabil dan bertumbuh. Menurutnya, hal tersebut karena para investor retail menganggap investasi di saham syariah dan sukuk terbilang lebih aman dan stabil di masa pandemi.

Jika tren positif tersebut terus terjaga, maka potensi ekonomi syariah di Indonesia semakin membesar akan tercapai ketika masa pandemi berakhir. Investor ritel tumbuh sangat cepat dan memberikan pertumbuhan yang signifikan.

Jumlah kepemilikan reksadana syariah dan sukuk korporasi juga meningkat. Hal ini mengindikasikan pasar modal syariah terus tumbuh. "Jika ini terjaga, setelah Covid-19 selesai kita akan lihat dominasi pasar modal syariah yang luar biasa terhadap perekonomian Indonesia, dan memberikan sumbangan positif terjadap ekonomi Indonesia dan ekonomi syariah lebih besar lagi,” kata Banjaran.

Menurut data yang dirilis oleh Bursa Efek Indonesia, Bank Syariah Indonesia sebagai salah satu entitas besar yang tercatat di BEI, merupakan salah satu emiten yang paling stabil. Dalam pantauan enam bulan terakhir sejak BSI diluncurkan pada 1 Feb 2021, emiten dengan kode BRIS ini stabil pada angka 2.350-2.190.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement