REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi, mengungkap pembagian dan fokus kerja Wapres Ma'ruf dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Masduki mengatakan, fokus kerja wapres selama ini mulai dari pengentasan kemiskinan dan angka stunting, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, percepatan pembangunan kesejahteraan Papua dan Papua, percepatan reformasi birokrasi dan lainnya.
"Sebenarnya concern yang menjadi tugas dari presiden ke wapres cukup beragam, satu contoh misalnya mengenai persoalan yang berhubungan dengan pengentasan kemiskinan, itu masalah stunting itu menjadi tugas dia (wapres) untuk mengkoordinasi. sekali lagi untuk koordinasi," ujar Masduki dalam keterangannya kepada media, Rabu (7/7).
Hal itu disampaikan Masduki untuk menjawab kritikan beberapa pihak yang menyoal minimnya kinerja wapres. Masduki mengatakan, setidaknya ada tujuh tugas dari presiden kepada wapres untuk mengoordinasikan beragam program.
Menurutnya, sebagai fungsi koordinasi wapres memastikan kementerian dan lembaga terkait menjalankan program program tersebut. Baik itu pengentasan kemiskinan yang programnya tersebar di beberapa kementerian dan lembaga, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah maupun program lainnya.
Karena itu, ia menilai penilaian beberapa pihak terhadap kinerja wapres hanya melihat secara parsial. "Maka saya ingin tegaskan bahwa apa yang dikemukakan oleh teman-teman mahasiswa, para pengamat yang secara parsial melihat, tak melihat secara utuh duduk persoalan sebenarnya dengan baik," ungkapnya.
Menurutnya, wapres telah bekerja mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tugas wapres dan limpahan dari presiden. Karena itu, sepanjang menjabat wapres, menurutnya Kiai Ma'ruf menjalankan pokok tugas fungsi tersebut.
"Jadi artinya wapres bekerja, bahwa kemudian bekerja tak selalu didengungkan, tidak selalu disuarakan, itu iya. Karena memang Wakil Presiden kita ini dengan gaya low profilnya punya argumentasi sendiri yang sering kita kemukakan. Kalau sudah Presiden dan Menteri-menteri sudah ngomong, ya sudah cukup," katanya.
Sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Negeri Semarang (Unnes) menyebut Wakil Presiden Ma'ruf Amin sebagai "The King of Silent". Melalui unggahan gambar BEM KM Unnes di Instagram resmi miliknya @bemkmunnes, Selasa (6/7), BEM KM Unnes menyandingkan wapres sebagai The King of Silent bersama Presiden Jokowi sebagai "The King of Lip Service" dan Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai "The Queen of Ghosting". Unggahan itu diberi judul "Indonesian Political Troll".
Jubir juga mengungkap reaksi Wapres saat dijuluki The King of Silent oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Semarang (Unnes). Masduki menyebut, Wapres sama sekali tidak marah dan mempersoalkan penyebutan tersebut.
"Biasa-biasa saja, saya bilang minta izin saya mau jawab. (Wapres, red) kamu jawab oke, nggak dijawab juga nggak apa-apa. Biar inilah, mahasiswa biar pinter-pinter, nggak ada masalah," ujar Masduki dalam keterangan persnya, Rabu (7/7).