REPUBLIKA.CO.ID, DUSHANBE -- Tajikistan telah menampung lebih dari 1.000 pengungsi sipil Afghanistan. Menurut pemerintah Provinsi Gorno-Badakhshan, mereka melarikan diri dari kekerasan di Provinsi Badakhshan Afghanistan di seberang perbatasan, Rabu (7/7).
Pengumuman itu merupakan pernyataan resmi pertama dari Tajikistan yang membenarkan bahwa pertempuran antara pasukan pemerintah dan milisi Taliban di Afghanistan utara. Peristiwa ini memicu gelombang baru eksodus warga sipil dari daerah itu.
Para pengungsi kebanyakan adalah perempuan, anak-anak, dan orang tua. Menurut pemerintah Gorno-Badakhshan, mereka telah ditempatkan di lokasi aman.
Pihak berwenang juga sedang dalam pembicaraan dengan badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan badan Layanan Kesehatan Aga Khan. Mereka membahas mengenai ketentuan makanan dan kesehatan bagi para pengungsi.
Tajikistan juga untuk sementara menampung ratusan prajurit Afghanistan yang mundur dari posisi di provinsi utara. Sekarang wilayah itu sebagian besar berada di bawah kendali Taliban.
Situasi keamanan di Afghanistan telah memburuk dengan cepat bulan ini karena pasukan asing ditarik setelah 20 tahun. Kondisi ini membuat kekhawatir milisi itu dapat menguasi Afghanistan kembali setelah pasukan asing menarik diri secara keseluruhan.