REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengevaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di sektor transportasi Jabodetabek. Budi menilai penurunan mobilitas hingga kemarin (7/7) belum signifikan.
“Mobilitas masyarakat di Jabodetabek dan di Jakarta masih relatif tinggi,” kata Budi dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (8/7).
Dia menuturkan, hal tersebut dilihat dari persentase penurunan mobilitas yang belum signifikan. Budi mengatakan, penurunan mobilitas masih di bawah 30 persen dibandingkan masa sebelum PPKM Darurat.
Menurut Budi, pada masa PPKM darurat sejak 5-6 Juli 2021, pergerakan penumpang KRL Jabodetabek mengalami penurunan 21 hingga 25 persen atau sekitar 237 ribu hingga 267 ribu penumpang per hari.
Sementara, pada pekan sebelum PPKM darurat diterapkan, penumpang KRL mencapai sekitar 319 ribu hingga 330 ribu orang per hari.
Begitupun juga moda transportasi darat, untuk pergerakan penumpang di 31 terminal Tipe A pada masa PPKM darurat turun sekitar 31,5 persen atau 30 ribu penumpang per hari. Sebelum PPKM Darurat, mencapai sekitar 53 ribu penumpang per hari.
Budi menuturkan, pada angkutan penyeberangan pergerakan penumpang mengalami penurunan sekitar 19 persen atau sekitar 35 ribu penumpang perhari. Sementara, sebelum masa PPKM darurat mencapai sekitar 46 ribu penumpang per hari.
Pergerakan kendaraan di empat Gerbang Tol Utama Cikampek Utama, Kalihurip Utama, Cikupa, dan Ciawi tercatat pergerakan kendaraan yang masuk Jabodetabek mengalami penurunan 28 persen atau sekitar 87 ribu kendaraan perhari.
Sedangkan untuk pergerakan kendaraan yang keluar Jabodetabek turun 16 persen atau sekitar 99 ribu kendaraan per hari.
Budi mengatakan saat ini, Presiden Joko Widodo dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar penurunan mobilitas lebih signifikan untuk menurunkan angka kasus harian Covid-19 di Indonesia.
“Diperlukan penurunan tingkat mobilitas masyarakat sekitar 30 sampai 50 persen. Untuk itu kita perlu melakukan upaya yang lebih, agar kedepannya jumlah pergerakan masyarakat bisa lebih menurun lagi,” ungkap Budi.