Kamis 08 Jul 2021 10:48 WIB

Pembunuhan Presiden Haiti LIbatkan Warga Asing

Aparat dikabarkan telah menangkap tersangka pembunuh presiden Haiti.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
(FILE) - Presiden Haiti Jovenel Moise (kanan) berpose dengan istrinya Martine Marie Etienne Joseph (kiri), selama upacara penobatannya, di Istana Legislatif di Poirt-Au-Prince, Haiti, 07 Februari 2017 (diterbitkan kembali 07 Juli 2021).
Foto: EPA-EFE/ORLANDO BARRIA
(FILE) - Presiden Haiti Jovenel Moise (kanan) berpose dengan istrinya Martine Marie Etienne Joseph (kiri), selama upacara penobatannya, di Istana Legislatif di Poirt-Au-Prince, Haiti, 07 Februari 2017 (diterbitkan kembali 07 Juli 2021).

REPUBLIKA.CO.ID, PORT-AU-PRINCE -- Presiden Haiti, Jovenel Moise, dibunuh di rumahnya oleh sekelompok pria bersenjata yang juga melukai istrinya secara serius. Sekretaris komunikasi Haiti, Frantz Exantus, mengatakan, polisi telah menangkap pelaku diduga sebagai pembunuh.

Exantus tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang pembunuhan itu atau mengatakan berapa banyak tersangka yang telah ditangkap. Kepala polisi kemudian mengatakan petugas berkelahi dengan kelompok itu dan empat orang telah ditembak mati dan dua lainnya ditangkap.

Baca Juga

Berbicara dengan radio lokal,  perdana menteri interim Claude Joseph mengonfirmasi bahwa Moïse (53) dibunuh kelompok komando bersenjata yang didalamnya termasuk orang asing.

Para pembunuh Moise mengaku sebagai anggota Administrasi Penegakan Narkoba AS (DEA) saat memasuki kediamannya yang dijaga. "Ini serangan komando yang diatur dengan baik. Mereka menampilkan diri mereka sebagai agen DEA, memberi tahu orang-orang bahwa mereka datang sebagai bagian dari operasi DEA," kata  Dubes Haiti untuk Washington Bocchit Edmond seperti dikutip dari The Guardian.

Dalam video yang beredar di media sosial, seorang pria dengan aksen Amerika terdengar berkata dalam bahasa Inggris melalui megafon: "Operasi DEA. Semua orang berdiri, operasi DEA. Semua orang mundur, mundur."

Warga mengaku mendengar suara tembakan dan melihat pria berpakaian hitam berlarian di sekitar lingkungan. "Bisa jadi tentara bayaran asing, karena rekaman video menunjukkan mereka berbicara dalam bahasa Spanyol," kata Edmond.

Edmond menyatakan, serangan itu dilakukan oleh para profesional dan pembunuh. "Namun, karena penyelidikan baru saja dibuka, kami lebih memilih untuk menunggu otoritas hukum untuk memiliki penilaian yang lebih baik tentang situasinya. Kami tidak tahu pasti, dengan kepastian yang nyata, siapa di balik ini," ujarnya.

Menurut Edmond, dia telah meminta Gedung Putih pada Rabu pagi untuk bantuan Amerika Serikat dalam mengidentifikasi dan menangkap para pembunuh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement