REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan akan 'mengirimkan' pesan ke Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai peretasan terbaru yang menyerang bisnis-bisnis AS. Peretasan itu menguji janji Biden untuk merespons dengan tegas serangan siber Rusia di saat yang sama membangun hubungan baik dengan negara tersebut.
Pemerintah AS memiliki sejumlah opsi dalam menghadapi serangan ransomware yang mengancam keamanan nasionalnya dalam beberapa bulan terakhir. Kelompok-kelompok kriminal yang bermarkas di Rusia menyerang infrastruktur vital dan memeras bisnis dan pengusaha-pengusaha AS.
Gedung Putih mengatakan dampak serangan terbaru yang mempengaruhi 1.500 bisnis di seluruh dunia, tampaknya kecil. Tetapi para pakar keamanan siber mengatakan informasi yang didapat masih belum lengkap.
Perangkat manajemen jarak jauh canggih yang dikelola perusahaan perangkat lunak yang bermarkas di Florida, AS dibobol. Serangan terhadap Kaseya itu terjadi beberapa pekan setelah Biden menegaskan pada Putin, Amerika semakin tidak sabar dengan serangan-serangan siber yang dilakukan dari Rusia.
Namun, Biden berada di posisi yang sulit untuk menekan Putin menindak kelompok-kelompok kejahatan siber Rusia yang mengincar bisnis AS dan internasional demi keuntungan finansial. Washington harus berpikir dengan hati-hati sebab Rusia dapat membalas sanksi-sanksi AS dan akhirnya meningkatkan ketegangan antar dua negara nuklir.