Kamis 08 Jul 2021 14:51 WIB

Mentan: Beras Surplus, tak Ada Impor dan PPN Sembako

Pemerintah tidak pernah membicarakan rencana impor beras dan kenaikan PPN sembako.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan ketersediaan beras nasional saat ini aman sehingga tidak perlu dilakukan impor beras.
Foto: Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan ketersediaan beras nasional saat ini aman sehingga tidak perlu dilakukan impor beras.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan ketersediaan beras nasional saat ini aman sehingga tidak perlu dilakukan impor beras. Bahkan pemerintah tidak ingin memberlakukan pajak pertambahan nilai (PPN) terhadap sembako umum yang dikonsumsi masyarakat.

"Impor beras dan PPN sembako umum itu tidak ada. Ini adalah pikiran-pikiran yang ada di sebagian pihak dan menjadi sebuah isu karena sampai sekarang ini pemerintah belum pernah merancang untuk kenaikan PPN sembako. Kalau pun itu ada pasti Menteri Pertanian tahu. Jadi jangan membuat petani resah," kata Syahrul dalam Siaran Pers, Kamis (8/7).

Baca Juga

Syahrul mengatakan, Presiden Jokowi juga sudah tegas mengatakan tidak ada impor beras. Bahkan, kata Syahrul, pemerintah tidak pernah membicarakan rencana impor beras dan kenaikan PPN sembako.

Ia menjelaskan hingga saat ini Indonesia memiliki cadangan beras yang cukup banyak baik yang ada pada pengendalian langsung Bulog, penggilingan dan pada penanganan pemerintah daerah.

photo
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan ketersediaan beras nasional saat ini aman sehingga tidak perlu dilakukan impor beras. - (Kementan)

 

Produksi beras pada masa tanam (MT) I tahun 2021 sebesar 17,56 juta ton dan terdapat surplus overstok pada Januari 2020 sebesar 7,39 juta ton, sementara jumlah konsumsi nasional 14,67 juta ton, sehingga akhir Juni 2021 terdapat surplus beras sebanyak 10,29 juta ton.

"Oleh karena itu, dalam kondisi Covid 19 dan berbagai pembatasan, pangan kita terkendali dengan baik. Ini hampir setiap minggu dicek oleh Bapak Presiden dan kemarin dalam dapat virtual, Bapak Presiden meminta agar pengendalian pangan untuk kebutuhan nasional sepenuhnya di bawah kendali beberapa menteri untuk dipersiapkan maksimal," jelasnya.

Lebih lanjut Syahrul menyebutkan alasanya berikutnya mengapa tidak perlu impor beras yakni masa tanam II 2021 (kemarau basah) sudah dimulai dan panen pada pertengahan tahun berpotensi menambah stok pangan nasional.

Kementerian Pertanian menargetkan produksi beras pada MT II sebanyak 14,25 juta ton dengan surplus beras di awal Juli 10,29 juta ton sementara konsumsi beras 14,91 juta ton, sehingga akhir Desember 2021 diperkirakan terdapat surplus stok beras sebesar 9,63 juta ton.

"Pada aspek harga, pergerakan harga beras medium di pasaran relatif stabil tanpa kenaikan signifikan. Harga gabah ditingkat penggilingan yang relatif stabil dan mengalami penurunan indikasi produksi cukup tinggi," bebernya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement