REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Orang-orang yang telah mempunyai sifat ridha adalah mereka yang telah menerima takdir dan ketentuan Allah SWT. Mereka juga berjuang atas takdir mereka dan ikhlas berjuang di jalan-Nya.
Abuddin Nata dalam buku Akhlak Tasawuf menjelaskan, orang-orang yang telah memiliki sifat ridha itu tidak akan bimbang atau kecewa atas pengorbanan yang dialaminya. Mereka juga tidak merasa menyesal dalam hidup kekurangan, tidak iri hati atas kelebihan-kelebihan yang didapat orang lain, karena mereka kuat berpegang kepada akidah iman kepada qadha dan qadar yang semuanya itu datang dari Tuhan.
Dalam Alquran Surah An-Nur ayat 51, Allah SWT berfirman: “Innama kaana qaula al-mukminu idza du’uu ilallahi wa Rasulihi liyahkuma bainahum an yaquluu sami’na wa atha’na wa ulaika humul-muflihun,”.
Yang artinya: “Ucapan orang yang beriman itu, apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya untuk diputuskan perkara di antara mereka, hanyalah mengatakan: ‘kami dengar dan kami patuhi’, dan itulah orang yang beruntung,”.
Dijelaskan bahwa dari ayat tersebut kaitan dengan akhlak seorang hamba kepada Allah SWT berkaitan erat dengan kuatnya keimanan. Semakin ia berakhlak, semakin keimanannya kepada Allah pun kuat. Inilah salah satu ciri seorang hamba yang beriman yang berakhlak di sisi-Nya.