REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak diterapkannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Jawa dan Bali, PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat penurunan mobilitas pengguna kereta api. VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, penurunan jumlah penumpang terjadi dalam operasional KA jarak jauh, lokal, kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek, KRL Yogyakarta-Solo, KA Prambanan Ekspres, KA Bandara Soekarno-Hatta, dan KA Bandara Kualanamu.
"Rata-rata harian jumlah pelanggan KA pada periode 3-7 Juli 2021 adalah 246.909 penumpang atau turun 33 persen dibandingkan pekan sebelum PPKM darurat," kata Joni dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (8/7).
Dia mengatakan pada periode 26-30 Juni 2020, KAI Group mencatat rata-rata jumlah penumpang harian hingga 365.810 orang. Joni menuturkan penurunan jumlah penumpang terbesar terjadi pada KA lokal. "Penurunan terbesar terjadi pada kA lokal dimana pelanggan berkurang 60 persen," tutur Joni.
Sementara itu, untuk Ka jarak jauh turun 56 persen. Lalu KRL jabodetabek turun 26 persen, KRL Yogyakarta-Solo turun 56 persen, dan KA Prambanan Ekspres turun 37 persen. Untuk KA bandara Soekarno-Hatta turun 59 persen pada periode tersebut. Lalu untuk KA bandara Kualanamu turun 39 persen.
"Penurunan jumlah pelanggan kereta api ini menunjukkan pertanda positif. Dimana masyarakat mulai mematuhi kebijakan pemerintah untuk meminimalisasi mobilitasnya selama PPKM darurat," jelas Joni.