Kamis , 08 Jul 2021, 23:15 WIB

Kontroversi Penalti Inggris, Gol Hantu 1966, dan Final Euro

Rep: Anggoro Pramudya / Red: Muhammad Akbar
  Selebrasi pemain Timnas Inggris Raheem Sterling  (kanan) usai mencetak gol ke gawang Kroasia dalam laga perdana Grup D Euro 2020 antara Inggris melawan Kroasia di Stadion Wembley, Inggris, Ahad (13/6) malam.
Foto Glyn Kirk/Pool Photo via AP

Selebrasi pemain Timnas Inggris Raheem Sterling (kanan) usai mencetak gol ke gawang Kroasia dalam laga perdana Grup D Euro 2020 antara Inggris melawan Kroasia di Stadion Wembley, Inggris, Ahad (13/6) malam.

Mayoritas penggemar percaya Inggris beruntung setidaknya memenangkan penalti

REPUBLIKA.CO.ID, GLASGOW -- Beberapa penggemar timnas Skotlandia, Denmark, dan Italia mengeklaim timnas Inggris melakukan manipulasi atas hadiah penalti Raheem Sterling pada perpanjangan waktu partai semifinal Euro 2020.

Sebagaimana dilansir Daily Mail, Kamis (8/7) para tifosi dari tiga negara tersebut menuduh Sterling melakukan aksi 'diving' untuk bisa mendapatkan penalti demi memastikan kemenangan Inggris atas Denmark menjadi 2-1.

Komentaror asal Italia sebelumnya menyebut Sterling tidak mendapat sentuhan pun kontak dengan Joakim Maehle di area penalti. Mereka melabeli penyerang milik Manchester City sebagai 'tukang tipu' dengan melakukan tindakan seolah-olah terjatuh karena benturan dengan bek Denmark.

Akan tetapi, pernyataan paling menohok dikeluarkan outlet surat kabar asal Skotlandia, Metro, dengan memuat judul 'Mereka Berpikir Semuanya Sudah Berakhir'. Itu mengacu pada kemenangan final Piala Dunia (PD) 1966 Inggris.