REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan rintisan, eFishery mengembangkan inovasi bidang teknologi akuakultur untuk mendorong produktivitas pembudidaya ikan dan udang di seluruh Indonesia. Tercatat lebih dari enam ribu kelompok pembudidaya dari 250 kota/kabupaten di seluruh Indonesia telah bergabung dalam ekosistem digital eFishery.
CEO dan Co-founder eFishery Gibran Huzaifah mengatakan perusahaan menciptakan ekosistem akuakultur yang berkelanjutan dibutuhkan usaha bersama, dan melalui Impact Report ini. Diharapkan masyarakat Indonesia dapat melihat berbagai perkembangan yang perusahaannya berikan di sektor perikanan budidaya.
“Dengan semangat #TumbuhBersama eFishery ingin para pembudidaya dan stakeholder lainnya bidang akuakultur tumbuh berdampingan bersama kami. Laporan ini menunjukkan sejumlah dampak positif yang telah kami ciptakan dan berbagai usaha kami dalam membangun ekosistem akuakultur yang adil dan berkelanjutan," ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (8/7).
Perusahaan yang berdiri sejak 2013 ini memulai inovasi dengan menciptakan eFishery Feeder dengan menggunakan teknologi berbasis Internet of Things (IoT) yang dapat memberikan pakan ikan dan udang secara otomatis. Alat tersebut diketahui berhasil membantu pembudidaya menghemat penggunaan pakan sebesar 30 persen dan meningkatkan kapasitas produksi sebesar 26 persen.
Data-data yang terekam dari teknologi eFishery Feeder menciptakan ruang bagi eFishery untuk menghasilkan inovasi lainnya berupa credit scoring dan skema pembiayaan yang kemudian dikenal dengan nama eFishery Fund, layanan yang menghubungkan para pembudidaya secara langsung dengan institusi keuangan. Pada Mei 2021, eFishery Fund telah menyalurkan lebih dari Rp 70 miliar pembiayaan kepada lebih dari 1.700 pembudidaya ikan di Indonesia.
Dari sektor hilir eFishery pun turut andil dalam menghubungkan pembudidaya dengan berbagai agen, distributor, dan mitra horeka (hotel, restoran, kafe). Mengutip dari laporan tersebut, secara keseluruhan eFishery telah berkontribusi sekitar 26,85 juta dolar AS atau setara Rp 390,43 miliar bagi perekonomian Indonesia melalui pendapatan yang diperoleh pembudidaya dan mitra lainnya.