Jumat 09 Jul 2021 02:16 WIB

Vaksin Ketiga Nakes, Virolog: Dikaji Lewat Titer Antibodi

Nakes yang divaksin enam bulan lalu membutuhkan vaksinasi ulang.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Fakhruddin
Vaksin Ketiga Nakes, Virolog: Dikaji Lewat Titer Antibodi (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Reno Esnir
Vaksin Ketiga Nakes, Virolog: Dikaji Lewat Titer Antibodi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengusulkan agar para tenaga kesehatan (nakes) mendapatkan vaksin Covid-19 dosis ketiga.

Ahli Virologi Universitas Udayana Bali Gusti Ngurah Kade Mahardika mengatakan, diperlukan tes titer antibodi nakes untuk mengetahui sebelum memutuskan memberikan vaksin dosis ketiga untuk tenaga medis.

Mahardika mengaku belum mengetahui kajian mengenai negara yang telah menerapkan vaksin Covid-19 dosis ketiga untuk nakes, termasuk Turki.

"Saya belum lihat datanya dan dasarnya apa," ujarnya saat dihubungi Republika, Kamis (8/7).

Pihaknya juga belum memiliki data berapa lama vaksin ini bertahan dalam tubuh. Kendati demikian, ia mengakui tidak menutup kemungkinan nakes yang divaksin enam bulan lalu membutuhkan vaksinasi ulang.

Sehingga, dia melanjutkan, vaksinasi Covid-19 dosis ketiga untuk nakes dibutuhkan sebagai garda terdepan untuk menghadapi pasien yang pasti terinfeksi positif Covid-19. Persoalan lainnya adalah varian-varian baru yang ditengarai lebih ganas. Dengan munculnya varian-varian baru ini, ia mengakui kemungkinan berbeda dengan strain virus di Wuhan, Cina, yang baru muncul. 

"Salah satu idenya adalah semakin tinggi antibodi dalam tubuh maka kemampuan antibodi vaksin untuk mengatasi varian baru ini juga semakin tinggi. Saya bisa memakluminya tetapi semua harus berbasis data, kita tidak perlu latah kenapa melakukannya," katanya.

Artinya, dia menambahkan, vaksinasi Covid-19 dosis ketiga untik nakes bisa dilakukan kalau ada dasar ilmiahnya. Oleh karena itu, Mahardika meminta pemerintah bisa mengambil data sampel darah dokter atau nakes yang divaksin Januari-Februari kemarin. Kemudian melihat titer antibodinya saat ini seberapa banyak.

"Untuk cek titer antibodinya kan tidak perlu waktu lama. Banyak tes antibodi yang tersedia dan tinggal menggunakan itu," katanya.

Ia menyontohkan nakes yang bekerja di rumah sakit mudah ditemui kemudian diambil kadar kekebalannya dan di hari yang sama bisa diketahui hasilnya.

Kalau memang antibodinya sangat rendah, maka pemerintah bisa mengambil keputusan jika memang nakes ini harus mendapatkan vaksinasi lagi. Terkait alasan pemerintah menunggu rekomendasi Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI), Mahardika meminta pemerintah tidak harus menantinya.

Menurutnya, pemerintah bisa segera melakukan cek titer antibodi nakes yang tidak membutuhkan waktu lama. Di lain pihak, ia menyebut jika nakes terbukti membutuhkan vaksin Covid-19 dosis ketiga, ia khawatir kebutuhan vaksin menjadi terganggu. Ia menyebutkan, cakupan imunisasi dosis lengkap secara nasional baru 10-20 persen sehingga kebutuhan vaksinasi akan semakin tinggi.

"Saya khawatir kekebalan komunal (herd immunity) tidak bisa dicapai karena pada akhirnya setiap orang membutuhkan vaksinCovid-19  dosis ketiga. Sedangkan proporsi orang yang sudah mendapatkan dua vaksinasi saja masih jauh dari kata memadai untuk memunculkan herd immunity," katanya. 

Meski nakes jadi prioritas, ia meminta pemerintah segera menetapkan strategi baru bagaimana menghadapi kondisi kebutuhan vaksin kedepannya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement