Jumat 09 Jul 2021 05:59 WIB

Tak Pakai Masker Ganda, Masyarakat Dilarang Naik KRL

Pengguna yang tidak mengikuti aturan masker ganda akan dilarang untuk naik KRL.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Joko Sadewo
Sejumlah penumpang KRL Commuterline menggunakan masker dan berjalan di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (5/7/2021). PT KAI Commuter menyebutkan selama masa PPKM Darurat, penumpang KRL Commuterline diwajibkan menggunakan masker ganda atau masker N95 saat memasuki kawasan stasiun sebagai upaya melindungi sesama pengguna KRL dan petugas KAI.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Sejumlah penumpang KRL Commuterline menggunakan masker dan berjalan di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Senin (5/7/2021). PT KAI Commuter menyebutkan selama masa PPKM Darurat, penumpang KRL Commuterline diwajibkan menggunakan masker ganda atau masker N95 saat memasuki kawasan stasiun sebagai upaya melindungi sesama pengguna KRL dan petugas KAI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KAI Commuter mengingatkan penumpang kereta rel listrik (KRL) untuk mentaati aturan tambahan yakni penggunaan masker ganda. VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan dalam aturan PPKM darurat mewajibkan seluruh pengguna KRL menggunakan masker ganda atau menggunakan masker jenis N95, KN95, atau masker jenis KF94.

"Pengguna yang tidak mengikuti aturan tambahan ini pun akan dilarang untuk naik KRL. Penggunaan masker ganda juga sesuai anjuran pemerintah guna mencegah penyebaran Covid-19," kata Anne dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (8/7) malam.

Meskipun begitu, Anne mengatakan aturan penggunaan masker ganda terlihat sudah berjalan tertib dan ditaati oleh pengguna KRL. Setelah masa sosialisasi selama beberapa hari lalu dengan pembagian masker medis sebayak 975 ribu kepada calon pengguna KRL, Anne menuturkan,  sepanjang Kamis (8/7) hanya sebagian kecil saja yang masih belum mentaati aturan tambahan tersebut.

Anne menambahkan, pengguna KRL pada Kamis (8/7) hingha pukul 17.00 WIB sebanyak 167.816 orang. Anne mengtakan angka tersebut turun dua persen dari hari sebelumnya pada rentang waktu yang sama.

"KAI Commuter terus mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap beraktivitas di rumah saja dan mengurangi mobilitas di luar rumah," ujar Anne.

Dia mengharapkan, KAI dan pengguna KRL dapat bekerja sama dengan mengikuti ketentuan dari pemerintah. Khususnya untuk tetap beraktivitas di rumah saja dan kurangi mobilitas di luar rumah.

"Gunakan KRL sebagai transportasi hanya untuk kepentingan mendesak. Jika terpaksa menggunakan KRL, kami sarankan di luar jam sibuk pagi dan sore hari dengan tetap mengikuti protokol kesehatan dan aturan yang ada secara ketat," ungkap Anne.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement