REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pembuat jam Turki yang memperbaiki jam antik berasal dari era Ottoman bermimpi memperbaiki dan memelihara jam-jam di masjid. Dia sedang melakukan tur memperbaiki jam di masjid bersejarah.
Mehmet Ali Karacuha (51 tahun) mulai berdagang arloji pada usia 17 tahun di Distrik Fatih yang bersejarah di Istanbul. Karacuha juga dikenal sebagai satu-satunya tukang reparasi jam dinding antik di masjid-masjid bersejarah, seperti Masjid Selimiye dan Masjid Suleymaniye. Dua masjid tersebut adalah karya arsitek Utsmaniyah Mimar Sinan.
“Saya hanya punya satu mimpi. Saya ingin memperbaiki dan memelihara semua jam era Ottoman di masjid-masjid. Saya juga ingin menyampaikan kepada orang-orang sejarah dari masjid-masjid itu,” kata Karacuha sambil memperbaiki jam.
Sebelum melakukan tur ini, Karacuha merepasi jam di rumah servis jam Saat Hastanesi di Distrik Eminonu. Dia menyebut hasrat terbesarnya di dunia adalah memperbaiki arloji.
Bunyi detak jarum jam bisa menenangkan pikirannya. Satu hal terpenting dalam menjalani profesi ini adalah memiliki kesabaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tidak banyak orang yang menjalani profesi ini sebagai sumber mata pencaharian mereka.
“Profesi kami sangat bagus, tapi butuh banyak kesabaran dan perhatian,” ujar dia.
Dilansir Anadolu Agency, Jumat (9/7), menurut Karacuha, mesin yang paling berkembang dari masa lalu hingga saat ini adalah mesin waktu. Dia juga membahas soal koleksi jam tangan yang terpampang di tokonya. Rumah servis jam menawarkan sekitar 1.500 jam termasuk jam tangan.
Bagi dia, jam-jam tersebut sangat antik dan bersejarah. Ada beberapa jam berasal dari era Ottoman tahun 1800-an. Ada perbedaan teknologi dalam pembuatan jam dari tahun 1700-an yang dilakukan dengan tangan dan model sekarang.
Pernah suatu saat dia memperbaiki jam bersejarah di Masjid Selimiye dan Masjid Suleymaniye. “Ketika saya di Edirne, saya mengetahui jam di Masjid Selimiye rusak. Jam tersebut sudah tidak berfungsi selama 35 tahun,” ucap dia.
Karacuha menjelaskan jam itu buatan Prancis sekitar tahun 1750-1800. Dia mendapat izin dari Direktorat Jenderal Yayasan Turki untuk mengambil dan memperbaikinya. Dia mulai melakukan reparasi pada pagi hari dan tidak berhenti sampai jam menunjukkan pukul 22.00.
“Saat memperbaiki jam itu, saya seperti akan kembali ke masa lalu,” kata dia.
Selain itu, ia juga pernah memperbaiki arloji di Masjid Suleymaniye. Terakhir, jam tersebut diperbaiki lebih dari 70 tahun lalu, pada 1949. Saat mulai memperbaikinya, dia mengetahui mesinnya sudah terlihat rusak.
“Ketika jam tangan dibiarkan tanpa oli, Anda mendapatkan keausan logam. Jam tangan yang akan bekerja selama 200 tahun jika dirawat, ketika aus dapat bekerja selama mungkin 50 tahun,” ungkapnya.
Jam tangan itu perlu dirawat, diberi minyak, dan dibersihkan setiap empat atau lima tahun. “Setelah dibersihkan, jam juga harus dipelihara dengan baik. Sambil mengawasi, saya juga membersihkan banyak debu yang menempel,” ujarnya.