Jumat 09 Jul 2021 17:22 WIB

Sampel Bulan dari China Dapat Mengubah Sejarah Bulan

China mengumpulkan 1,7 kilogram batu dan tanah dari salah satu lokasi di bulan,

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Administrasi Luar Angkasa Nasional China (CNSA) menunjukkan kapsul probe Chang
Foto: EPA-EFE/CHINA NATIONAL SPACE ADMINISTRATION
Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Administrasi Luar Angkasa Nasional China (CNSA) menunjukkan kapsul probe Chang

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Musim panas ini, ilmuwan China mulai menganalisis sampel bulan. Sampel bulan ini merupakan sampel baru pertama yang dibawa kembali dari bulan dalam 45 tahun. Sebelumnya, Amerika dan Rusia pernah meneliti sampel batuan dari bulan.

Ilmuwan menduga, analisis sampel ini bisa mengubah sejarah bulan tetapi juga evolusi benda planet di seluruh tata surya. Dan para peneliti di seluruh dunia sangat ingin melihatnya.

Baca Juga

Misi Chang'e 5 China, yang kapsul kembalinya mencapai Bumi Desember 2020 lalu, mengumpulkan sekitar 1,7 kilogram batu dan tanah dari Oceanus Procellarum (Lautan Badai) di sudut barat laut sisi dekat bulan. Citra orbital menunjukkan kerak di sana terbentuk sekitar 1,5 miliar tahun yang lalu.  

Tetapi usia muda relatif itu bertentangan dengan model komputer, yang menunjukkan bahwa benda kecil seperti bulan seharusnya pada saat itu telah kehilangan panas internal yang tersisa dari pembentukannya, panas yang dibutuhkan untuk mendorong pelapisan ulang vulkanik dan pengembangan kerak.

Karena kekurangan sampel dari wilayah ini, para ilmuwan memperkirakan usia permukaannya dengan menghitung kawah tumbukan. Usia permukaan yang lebih tua akan memiliki lebih banyak tumbukan dibandingkan yang lebih muda.  

Sampel yang dikumpulkan misi AS dan Soviet dari wilayah khatulistiwa, timur laut, dan utara bulan antara tahun 1969 dan 1976 menunjukkan bahwa permukaan tersebut berusia tiga miliar hingga empat miliar tahun.  

"Sampel Apollo seperti kebenaran dasar untuk model penghitungan kawah,” kata Julie Stopar, ahli geomorfologi di Lunar and Planetary Institute di Houston, dilansir di Scientific American, Jumat (9/7).

Tetapi sampel sebelumnya hanya mencakup wilayah yang lebih tua. "Apa pun yang terjadi antara sekitar tiga hingga satu miliar tahun yang lalu, kami tidak memiliki sampel." tambahnya.

Menurut ilmuwan planet Universitas Brown, Jim Head, jika spesimen baru terbukti lebih muda dari model penghitungan kawah, itu berarti seluruh kronologi bulan perlu dikoreksi. Itu hal yang cukup mendasar.

Pengukuran lain, seperti radioaktivitas, dapat membantu menjelaskan aktivitas diperpanjang gunung berapi bulan.  Mempelajari sejarah ini bukan hanya kunci evolusi bulan. Pengukuran itu juga membantu menentukan usia Merkurius, Mars, Bumi, dan benda-benda langit lainnya.

"Jangka waktu enam bulan bagi penyelidik China untuk mengajukan permintaan sampel akan berakhir pada Juli atau Agustus, dan kebijakan China adalah membuka alokasi masa depan untuk tim peneliti internasional,"kata Head.  

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement