REPUBLIKA.CO.ID, oleh Arie Lukihardianti, Shabrina Zakaria, Rusdy Nurdiansyah, Rr Laeny Sulistyawati, Sapto Andika Candra
Pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini bak tragedi kala angka keterisian fasilitas kesehatan seperti rumah sakit (RS) berada pada titik kritis, sementara banyak pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah meninggal dunia. Provinsi Jawa Barat (Jabar) menjadi daerah di mana banyak warga meninggal dunia saat menjalani isoman.
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, mengaku sedih atas banyaknya warga Jabar yang meninggal dunia saat menjalani isoman. Menurutnya, sekitar 90 warga Jabar dari meninggal saat isoman.
"Saya sedih mendengar data itu," kata Emil, Rabu (7/7) petang.
Berdasarkan data yang diperoleh Emil, angka kematian pasien Covid-19 yang menjalani isoman di Jabar nyaris sepertiga dari total 300 kematian secara nasional. Emil pun meminta Pangdam III/Siliwangi memberikan arahan agar minimal Babinsa bisa terus melakukan pengawasan khususnya di desa-desa.
"Sehingga jangan ada rakyat kita yang meninggal dunia tanpa kehadiran negara. Saya kira itu penguatan yang harus diperkuat juga," kata Emil.
Emil menambahkan, penguatan rumah sakit rujukan Covid 19 juga perlu dilakukan secara gotong royong. Semua pihak, khususnya BUMD Jabar, harus turun tangan menangani pandemi Covid-19.
"Dalam suasana kedaruratan, kita terus berupaya mendahulukan yang urgensi dengan segala dukungan yang bisa kita lakukan. Dengan 70 bed untuk minimal di Zona Bandung Raya ini agar segera terlayani,” kata Emil.
Contoh kasus warga Jabar meninggal dunia saat isoman terjadi di Kota Bogor. Ketua Koordinator Pemulasaraan Jenazah Covid-19 Kota Bogor, Rino Indira Gusniawan mengatakan, sepanjang PPKM Darurat di Kota Bogor, pihaknya sudah melakukan pemakaman terhadap 20 pasien Covid-19 yang meninggal dunia saat menjalani isoman.
"Hingga Jumat (9/7), kami sudah memakamkan 20 jenazah Covid-19 yang meninggal saat melakukan isoman. Dibantu dengan Polmas Bogor Raya, BPBD, PC NU, Baznas, Masjid Agung, bersama pihak-pihak lainnya," kata Rino melalui telepon selulernya, Jumat (9/7).
Rino mengatakan, berdasarkan data yang ada pada pihaknya, rata-rata pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia saat isoman didominasi oleh pasien berjenis kelamin laki-laki. Ketika ditanya soal rata-rata penyebab kematian pasien positif Covid-19 yang isoman, Rino enggan berkomentar banyak mengenai hal tersebut.
"Kalau soal penyebabnya atau rata-rata gejalanya kami kurang begitu paham. Mungkin pihak petugas kesehatan dan puskesmas yang lebih mengetahui. Tapi yang jelas sejauh ini kami sudah memakamkan 20 jenazah," ujar Rino.
Untuk memaksimalkan proses pemulasaraan, 18 personel Polresta Bogor Kota juga diterjunkan. Dimana, 18 personel tersebut dibagi dalam tiga tim pemulasaraan jenazah Covid-19 yang berisi masing-masing enam personel.
Kasus meninggalnya pasien Covid-19 saat menjalani isoman juga terjadi di Depok. Tercatat, 100 orang terkonfirmasi positif Covid-19 di Perumahan Villa Mutiara Cinere Depok melakukan isoman dan satu orang dilaporkan meninggal dunia.
"Berdasarkan laporan, terdapat satu warga yang meninggal dunia saat melakukan isoman. Warga tersebut merupakan pendatang usai melakukan perjalanan dari Madura. Warga tersebut merasakan gejala terpapar Covid-19 dan memutuskan isolasi di rumah adiknya di perumahan tersebut. Saat istrinya mengantarkan makanan baru diketahui meninggal dunia di dalam kamar," ujar Kapolsek Limo Kompol Tata Irawan di Mapolsek Limo, Kota Depok, Rabu (7/7).
Menurut Tata, atas kejadian tersebut, Polsek Limo telah berkoordinasi dengan Puskesmas maupun Satgas Penanganan Covid-19 tingkat kecamatan dan kelurahan melakukan pengawasan. Tata melanjutkan, untuk warga lainnya yang terkonfirmasi positif Covid-19 saat ini sedang melakukan isoman di rumah masing-masing.