Jumat 09 Jul 2021 18:30 WIB

Ruang Perawatan Non Covid di RS Jawa-Bali Siap Dikonversi

Kemenkes, TNI, Polri dan BNPB akan menambah jumlah tempat isolasi pasien Covid-19

Rep: fauziah mursid/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah pasien menjalani perawatan di pelataran IGD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (23/6/2021). Pasien terpaksa antre bahkan belasan diantaranya terpaksa menunggu di lorong IGD dikarenakan ruang isolasi COVID-19 di RSUD dr Soekardjo penuh dengan Bad Occupancy Rate (BOR) melebihi 100 persen.
Foto: Antara/Adeng Bustami
Sejumlah pasien menjalani perawatan di pelataran IGD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (23/6/2021). Pasien terpaksa antre bahkan belasan diantaranya terpaksa menunggu di lorong IGD dikarenakan ruang isolasi COVID-19 di RSUD dr Soekardjo penuh dengan Bad Occupancy Rate (BOR) melebihi 100 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah bersiap untuk menghadapi kondisi lebih buruk dengan terus meningkatnya kasus Covid-19 di Tanah Air. Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi mengungkap, diantaranya Pemerintah akan melakukan konversi ruang perawatan non Covid-19 di rumah sakit menjadi ruang perawatan intensif untuk Covid-19.

"Terutama di RS di Jawa-Bali dengan dukungan peralatan seperti ventilator, serta tambahan tenaga kesehatan," ujar Dedy dalam keterangan pers harian PPKM Darurat, Jumat (9/7).

Dedy mengatakan, Kementerian Kesehatan, TNI, Polri dan juga BNPB akan meningkatkan jumlah tempat isolasi bagi pasien Covid-19. Selain itu, Pemerintah akan meminta Pemerintah daerah untuk menemukan solusi lain terkait upaya penambahan ruang perawatan untuk pasien Covid-19.

Sementara, Menteri Kesehatan akan segera melakukan mobilisasi sumber daya manusia (SDM) untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan. "Mahasiswa kedokteran tingkat akhir dan calon perawat akan dilibatkan untuk membantu situasi darurat ini," ungkapnya.

Dedy mengungkapkan, penambahan kasus Covid pada hari ini  hingga pukul 14.00 WIB, sebanyak 38.124 orang dengan angka kematian sebanyak 871 orang. Namun, terdapat berita baik yakni adalah angka kesembuhan juga mencapai  28.975 orang.  "Tertinggi selama kita menghadapi pandemi ini, dengan demikian hari ini kita memiliki kasus aktif sebanyak 367.773 kasus," ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement