REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah mendukung Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) yang digagas Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) beserta mitra dan beberapa asosiasi lainnya. HBDI diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan Industri Pariwisata dan Industri Ritel Indonesia, seiring berjalannya program vaksinasi Covid-19.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, penyelenggaraan HBDI pada sepanjang Agustus, bertepatan dengan momen perayaan Hari UMKM Nasional pada 12 Agustus 2021. Bertepatan pula dengan Hari Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2021.
"Saya turut mengapresiasi Menteri Perdagangan yang telah berkomitmen mengawal UMKM lokal, peritel kita untuk dapat mengoptimalkan sepenuhnya Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE). Lalu kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang konsisten berinovasi dalam memajukan pelaku usaha di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif," ujar Teten dalam Pencanangan Vaksinasi Covid-19 untuk Penyandang Disabilitas dan Kick Off Hari Belanja Diskon Indonesia Tahun 2021 di Jakarta, Jumat (9/7).
MenKop mengajak masyarakat berbelanja pada program HBDI. Menurutnya, sekarang ini belanja menjadi bagian dari ibadah serta dapat menghidupkan kegiatan ekonomi masyarakat. "Ayo belanjakan terutama kepada produk-produk lokal supaya ekonomi kita gerak. Saatnya kita semua berupaya membangkitkan ekonomi nasional," kata dia.
Berdasarkan data statistik, ujarnya, jumlah peritel, brand dan pusat perbelanjaan yang berpartisipasi di HBDI terus meningkat setiap tahunnya. Dalam 4 tahun, kata dia, jumlah peritel yang ikut serta tumbuh hampir 2 kali lipat, diikuti oleh total 500 brand berpartisipasi, serta pada tahun lalu melibatkan 375 pusat perbelanjaan di 91 kota.
Bahkan, nilai transaksi HBDI 2019 yang sebesar Rp 20 triliun meningkat menjadi Rp 22,5 triliun pada 2020. "Tren baik tersebut tentu juga harapannya dapat memberikan dampak positif dari sisi transaksi yang meningkat bagi peritel dan UMKM Indonesia," kata dia.
Dirinya berharap, HBDI dapat menjadi lokomotif transformasi digital UMKM unggulan Indonesia serta membuka akses UMKM ke rantai pasok industri besar. Bagi UMKM, transformasi digital memungkinkan akses ke pasar yang lebih luas, membenahi proses bisnis agar lebih efektif dan efisien, tata kelola usaha, serta SDM yang lebih teratur, hingga akses pembiayaan.
"Transformasi digital UMKM adalah keniscayaan. Setahun ke belakang, kita menyaksikan bagaimana harmonisasi antara Pemerintah dan seluruh elemen termasuk rekan-rekan asosiasi peritel sukses menghadirkan tambahan 6,7 juta pelaku UMKM dalam ekosistem digital. Hingga hari ini setidaknya 13,7 juta pelaku UMKM, atau setara 21 persen total populasi pelaku usaha telah onboarding digital," jelas dia.
Presiden Joko Widodo, ujar Teten, sudah menargetkan angka itu perlu terus digenjot agar mencapai 30 juta pada 2024. "Jadi Hari Belanja Diskon Indonesia diharapkan dapat mengakselerasi pencapaian angka tersebut," katanya.
Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah menegaskan, situasi pandemi Covid-19 memaksa sektor ritel terus berupaya melakukan terobosan baru. Mulai dari penjualan secara digital hingga jenis pembayaran yang beragam.
"Diharapkan dengan situasi seperti ini, sektor ritel akan terus mencari upaya untuk melakukan terobosan, agar bagaimana ekonomi terus berjalan. Adapun upaya perdagangan harus dimulai dengan cara baru, kita undang marketplace, dan berbagai jenis model pembayaran. Harapannya ekonomi dapat berputar dari Sabang sampai Merauke, agar ekonomi dapat cepat pulih," kata Budihardjo pada kesempatan serupa.