REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendidikan di surau (masjid) dan lapau (kedai) merupakan salah satu kearifan lokal di nagari (desa) di Sumatera Barat. Pendidikan tersebut harus tetap dipertahankan dan disandingkan dengan lembaga pendidikan formal di sekolah negeri maupun swasta.
"Setelah pendidikan awal di keluarga, generasi muda belajar di surau dan di lapau. Di sinilah proses pembelajaran cara berkomunikasi, bernegosiasi dan menghormati itu muncul. Itulah yang sekarang disebut soft skill. Keterampilan yang sama pentingnya dengan kemampuan akademik untuk masuk dunia kerja era industri 4.0," kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi di Palembayan, Agam, Jumat (9/7).
Ia mengatakan hal itu saat menghadiri peresmian Lokasi Yayasan Al-Madani dan Gedung MTsS Gumarang di Jorong Gumarang Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. Mahyeldi yakin jika dua model pendidikan itu, pendidikan surau-lapau dan pendidikan formal diintegrasikan dengan baik maka tokoh-tokoh muda dari Sumatera Barat akan kembali diperhitungkan di pentas nasional bahkan internasional.