REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (9/7) mengatakan, belum memastikan perlunya suntikan booster atau penguat antiCOVID-19 untuk mempertahankan perlindungan sampai data lebih lanjut dikumpulkan. Produsen Pfizer berencana meminta regulator Amerika Serikat agar merestui suntikan vaksin penguat antiCOVID-19 buatannya pada Agustus, kata ilmuwan utama perusahaan itu, Kamis (8/7).
Rencana itu berdasarkan pada bukti risiko infeksi ulang yang lebih besar enam bulan pascavaksinasi dan penyebaran varian Delta yang sangat menular.
"Kami belum tahu apakah vaksin penguat akan diperlukan untuk memperkuat pertahanan melawan COVID-19 sampai data tambahan dikumpulkan, namun pertanyaan itu sedang dipertimbangkan oleh para peneliti," kata WHO melalui pernyataan dalam menanggapi pertanyaan Reuters.
"Ada keterbatasan data mengenai berapa lama perlindungan dari dosis vaksin COVID-19 saat ini berlangsung dan apakah dosis penguat akan memberikan manfaat," lanjut WHO.