REPUBLIKA.CO.ID, Eropa mungkin menanti-nanti laga final Euro 2020 antara Inggris melawan Italia, akan tetapi laga big match yang bahkan lebih akbar digelar di Amerika Selatan ketika dua tim yang lebih sukses itu akan bertemu di final Copa America pada Sabtu atau Ahad pagi WIB. Brazil melawan Argentina adalah el clasico yang sebenarnya.
Kedua tim pertama kali bertemu pada 1914 dan sejak itu mereka telah menjadi dua timnas yang memiliki kisah paling banyak di dunia sepak bola. Di antara kedua tim, terdapat tujuh gelar Piala Dunia.
Kedua tim muncul sebagai yang terbaik di antara rival-rival mereka di Copa Amerika tahun ini dan Neymar serta Lionel Messi menjadi salah satu penampil terbaik di turnamen tersebut. Argentina belum terkalahkan dalam 19 laga menuju partai puncak di Stadion Maracana, sedangkan Brazil, sebagai tuan rumah dan juara bertahan, selalu menangi pertandingan sejak Argentina mengalahkan mereka di laga persahabatan pada November 2019.
"Suka atau tidak, mereka memiliki pemain terbaik di dunia (Messi)," kata striker Brazil Richarlison seperti dikutip Reuters.
"Jadi itu menciptakan rivalitas tertentu. Kami tahu bagaimana sulitnya mengalahkan Argentina, bukan hanya sekarang tapi di masa lalu juga, dan kami tahu bagaimana sulitnya di Maracana nanti," Richarlison, menambahkan.
Copa America seharusnya digelar di Kolombia dan Argentina tapi Brazil mengambil alih di menit-menit terakhir karena pecah kerusuhan di Kolombia dan lonjakan kasus Covid-19 di Argentina. Hal itu membuat kesal Argentina, yang ingin mengandalkan status tuan rumah setelah Brazil menyelenggarakan turnamen itu dua tahun lalu, ketika mereka mengalahkan Argentina 2-0 di semifinal lewat kepemimpinan kontroversial sang wasit yang dianggap menguntungkan tuan rumah.
Paceklik gelar Copa America juga menjadi turnamen di mana Argentina, terlebih Messi, ingin mengakhiri puasa gelar. Mereka belum pernah memenangi titel turnamen mayor sejak mengangkat trofi Copa America 1993 dan Messi belum pernah membawa timnas menjadi juara.
Brazil menjadi favorit dan bukan hanya karena mereka sebagai tuan rumah dan memiliki rekor sedikit lebih baik di turnamen. Tim Samba memiliki reputasi mengalahkan Argentina.
Kedua tim pernah bertemu empat kali di final, tiga di Copa America dan satu di Piala Konfederasi pada 2005. Brazil memenangi pertemuan dengan Argentina di final Copa America 2004 di Peru dan kemudian pada 2007 di Venezuela, di mana mereka menyerang tim yang lebih dijagokan yang membawa Messi muda untuk final internasionalnya.
Tajuk utama media sebelum Sabtu akan menyoroti pencarian Messi untuk titel pertamanya, tetapi itu juga berlaku untuk Neymar. Sang pemain Brazil memenangi Piala Konfederasi 2013 dan seperti Messi, ia peraih medali emas Olimpiade.
Akan tetapi, Neymar melewatkan kemenangan timnya di Copa America 2019 karena cedera. Paling tidak Neymar memiliki catatan mengesankan di Maracana.
"Film soal semua kejayaan dan hari-hari menyenangkan terbayang di kepala saya. Saya belum pernah kalah di sana, dan semoga itu tidak berubah," ujar Neymar.
¡IMPERDIBLE! 🙌 @Argentina 🇦🇷 y @CBF_Futebol 🇧🇷 juegan la GRAN FINAL de la CONMEBOL #CopaAmérica 🏆
¿QUIÉN SERÁ CAMPEÓN? 🥇
IMPERDÍVEL! 🙌
Argentina e Brasil jogam a GRANDE FINAL da CONMEBOL #CopaAmérica 🏆
QUEM SERÁ CAMPEÃO? 🥇
#VibraElContinente #VibraOContinente pic.twitter.com/8NpZ7i55lx
— Copa América (@CopaAmerica) July 10, 2021
Adapun, Lionel Messi menilai, Brazil adalah lawan yang tangguh untuk dikalahkan. Ia pun mewanti-wanti rekan setimnya untuk mewaspadai Neymar.
Seperti diketahui, Messi pernah bermain bersama Neymar di Barcelona pada 2013-2017. Bahkan, keduanya terus menjalin persahabatan di luar lapangan setelah Neymar bergabung ke PSG.
"Brazil dengan Neymar akan sangat sulit. Kami tahu potensi mereka dan apa yang bisa dilakukan Ney secara individu," kata Messi, dikutip dari Mirror pada Jumat.
Namun, Messi tidak gentar bila harus bertarung melawan sang juara bertahan. Target terpentingnya adalah mengantarkan Argentina menjadi juara Copa America untuk pertama kalinya sejak 1993.
"Apa yang paling saya inginkan adalah memenangkan gelar bersama timnas. Saya selalu berusaha mencurahkan segalanya untuk tim nasional. Saya selalu berjuang meraih piala," ujar Messi.
"Entah menang atau kalah, kami selalu melaju jauh di Copa America. Kini tim kami pantas mendapatkannya," demikian kata Lionel Messi.
Dari 11 gol yang dicetak Argentina di turnamen ini, Messi sudah mengemas empat gol dan memberikan lima assist. Menurut mantan pemain timnas Argentina yang kini melatih klub Monterey, Antonio Mohamed, dunia saat ini tengah menyaksikan Messi dalam versi yang lebih baik.
"Setiap kali dia menyentuh bola, tiga pemain akan mengerubungi dia dalam gaya seperti Maradona sang legenda," kata Antonio dikutip Ole.
Pelatih Argentina, Lionel Scaloni menegaskan, Messi sudah melakukan lebih dari cukup dalam belasan tahun kariernya untuk timnas. Sehingga, apa yang terjadi dalam duel di Maracana nanti, tak memengaruhi nilai bintang yang sedang berstatus agen bebas itu.
"Menang atau tidak, dia akan terus menjadi pesepak bola terbaik dalam sejarah. Dia tidak perlu memenangkan gelar untuk menunjukkannya," kata entrenador 43 tahun itu, dikutip dari Football Espana, Sabtu (10/7).