REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Hanoi mengatakan Vietnam menerima 2 juta dosis vaksin Covid-19 Moderna gelombang pertama dari pemerintah AS. Pengiriman dilakukan saat negara Asia Tenggara itu sedang menghadapi wabah terburuk sepanjang pandemi Covid-19.
Dalam pernyataannya, Sabtu (10/7) Kedutaan Besar AS mengatakan pengiriman melalui fasilitas berbagi vaksin, Covac bagian dari komitmen Presiden AS Joe Biden untuk mendistribusikan 80 juta vaksin ke seluruh dunia.
Setelah cukup berhasil menahan laju penyebaran virus korona di awal pandemi. Sejak bulan April lalu Vietnam menghadapi wabah yang lebih sulit diatasi sehingga pemerintah pun didesak untuk mempercepat program vaksinasi.
Pada Jumat (9/7) kemarin Kementerian Kesehatan Vietnam melaporkan 1.625 kasus baru. Hari kelima berturut-turut angka kasus infeksi hari di atas 1.000 kasus. Sejauh ini Vietnam mencatat 26 ribu kasus infeksi dari 110 kasus kematian. Cukup rendah dibandingkan negara-negara Eropa, Amerika Serikat (AS), India dan Indonesia.
Sebagian besar kasus baru di Vietnam terpusat di Kota Ho Chi Minh. Mulai Jumat ini kota itu dan sejumlah kota lainnya menerapkan kebijakan yang membatasi ruang gerak selama 15 hari.
Media pemerintah melaporkan setengah dari total dosis vaksin Moderna akan didistribusikan ke Kota Ho Chi Minh yang berpopulasi 9 juta orang. Sejauh ini Vietnam sudah menerima sekitar 8 juta dosis vaksin.
Sebagian besar berasal dari fasilitas distribusi vaksin Covax yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Negara Asia Tenggara itu sudah mendistribusikan sekitar 4 juta dosis vaksin tapi baru 285 ribu orang yang sudah menerima dua dosis vaksin di negara yang berpopulasi 98 juta jiwa itu.