REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor, Jawa Barat, Bima Arya berharap pasokan oksigen, termasuk pasokan ke Kota Bogor, sudah normal kembali dalam waktu dua hingga tiga hari ke depan. Sebelumnya, pasokan dari agen oksigen di Jakarta untuk Kota Bogor menurun sampai 65 persen.
"Kalau dalam beberapa hari ke depan pasokan gas oksigen masih belum normal, berarti ada sesuatu kekuatan tertentu. Ada sesuatu yang salah dan harus dikoreksi," kata Bima Aryadi Kota Bogor, Sabtu (10/7).
Menurut Bima Arya, di Kota Bogor terjadi kelangkaan oksigen sejak pekan lalu. Penyebabnya, pasokannya menurun, sedangkan kebutuhannya meningkat.
"Pasien Covid-19 di Kota Bogor meningkat tajam dan membutuhkan gas oksigen untuk membantu pernapasan, terutama pasien dengan gejala sedang hingga berat," katanya.
Bima Arya telah melakukan pengecekan ketersediaan dan pasokan gas oksigen di Kota Bogor, ke depot penjualan gas oksigen pada Ahad (4/7), dan mendapat informasi bahwa pasokan dari agen oksigen di Jakarta menurun sampai 65 persen.
Pemilik sebuah depot oksigen di Jalan Lawanggintung Kota Bogor, Indri, saat didatangi Bima Arya menjelaskan, sebelumnya di depotnya dipasok gas oksigen sekitar 180m3 per hari. Yakni, sekitar 30 tabung besar berukuran 6m3, tapi sejak sepekan lalu pasokannya menurun dan hanya dipasok sekitar 60m2 yakni 10 tabung besar berukuran 6m3.
Sementara itu, rumah sakit di Kota Bogor yang menangani pasien Covid-19, kekurangan gas oksigen untuk membantu terapi pernapasan. Sehingga, Bima Arya mengambil inisiatif meminta bantuan ke pemerintah pusat melalui Menteri Kesehatan dan Menteri BUMN, pada Ahad (4/7), dan mendapat tanggapan positif.
Menurut Bima Arya, pemerintah pusat memberikan bantuan gas oksigen sebanyak 100 tabung besar berukuran 6m3 melalui BUMN PT Krakatau Steel. Bantuan gas oksigen itu, kemudian didistribusikan ke rumah sakit di Kota Bogor yang kekurangan persediaan gas oksigen, melalui Dinas Kesehatan.
Bima juga mendapat informasi bahwa dalam beberapa hari ke depan, pasokan gas oksigen akan normal kembali. "Kalau dalam beberapa hari ke depan belum normal juga, maka perlu ada koreksi," katanya.