REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan pada Jumat (9/7) mengatakan "pembagian kekuasaan" di antara faksi-faksi Afghanistan adalah cara terbaik untuk mencegah perang saudara di negara yang dilanda perang itu, kata media pemerintah Pakistan.
Memberi pengarahan kepada Komite Senat untuk Urusan Luar Negeri, Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi mengatakan negaranya tidak ingin melihat perang saudara di negara tetangganya. Menyatakan keprihatinan atas kemungkinan perang saudara setelah penarikan pasukan militer dari Afghanistan, Qureshi mengatakan Pakistan tidak ingin skenario perang saudara terulang.
Dia mengacu pada perang saudara di Afghanistan antara pemerintah Kabul yang dipimpin oleh komunis dan Mujahidin setelah penarikan pasukan Soviet pada 1989 yang berlangsung hingga 1992.
“Kembalinya TTP [Tehreek-e-Taliban Pakistan] bukan untuk kepentingan Pakistan. Kami tidak ingin Talibanisasi di negara kami,” kata Qureshi saat memberikan pengarahan kepada anggota parlemen tentang kemungkinan kembalinya militan TTP yang menyamar sebagai pengungsi.
Penasihat keamanan nasional negara itu Moeed Yusuf juga menyebut situasi saat ini di Afghanistan "sangat buruk dan di luar kendali Pakistan", menurut Dawn, sebuah surat kabar harian lokal berbahasa Inggris.
Menlu dan penasihat keamanan Pakistan memperingatkan masuknya pengungsi setelah bentrokan antara Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan di seluruh Afghanistan dan mendesak badan pengungsi PBB untuk mendirikan kamp bagi kemungkinan pengungsi Afghanistan.
Pakistan sambut baik upaya Iran