Ahad 11 Jul 2021 17:08 WIB

Regulator China Blokir Penggabungan Situs Gim Tencent

Situs streaming gim Huya dan Duoyu akan menguasai pasar hingga 90 persen jika merger.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Menonton streaming (ilustrasi)
Foto: PxHere
Menonton streaming (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Regulator keuangan China memblokir penggabungan dua situs streaming langsung video gim terbesar di negara itu yang direncanakan oleh raksasa teknologi Tencent. Hal itu disebabkan karena masalah antimonopoli.

Dilansir dari Japan Today, Ahad (11/7), China telah meluncurkan tindakan keras terhadap pemain terbesar di sektor teknologinya setelah bertahun-tahun mengalami pertumbuhan yang tak terkendali dan regulasi yang lemah. Sebagian karena kekhawatiran atas pengaruh mereka yang semakin besar dan keamanan data konsumen yang sensitif.

Baca Juga

Analis memperkirakan rencana penggabungan layanan streaming langsung Huya dan Douyu dapat membawa pangsa pasar domestik gabungan platform menjadi antara 80 hingga 90 persen.

“Jika Huya dan Douyu bergabung, itu akan semakin memperkuat posisi dominan Tencent di pasar streaming langsung gim video,” kata Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar (SAMR) Beijing dalam sebuah pernyataan online.

“Ini memiliki efek menghilangkan atau membatasi persaingan, tidak kondusif untuk persaingan pasar yang adil dan tidak kondusif bagi perkembangan yang sehat dan berkelanjutan dari pasar gim daring dan video game live-streaming,” ujarnya lagi.

Merger yang diblokir terjadi tak lama setelah regulator tiba-tiba mengumumkan tinjauan keamanan siber ke aplikasi ride-hailing Didi Chuxing setelah IPO AS yang mengumpulkan 4,4 miliar dolar AS.

Rencana kesepakatan awalnya diumumkan oleh Tencent Oktober lalu, tetapi SAMR mengatakan akan melakukan tinjauan antimonopoli terhadap merger pada Desember. Pada bulan yang sama, ia mengumumkan penyelidikan antitrust terhadap raksasa e-commerce Alibaba, yang IPO bumper fintechnya Ant Financial dibatalkan pada menit terakhir oleh regulator pada November.

Perusahaan itu kemudian dikenai rekor denda 18,2 miliar yuan (2,78 miliar dolar AS) untuk praktik anti-persaingan. Tencent saat ini memiliki saham mayoritas di Huya dan 38 persen saham di Douyu. Merger tersebut ditetapkan untuk memberikannya kendali mayoritas atas entitas gabungan tersebut. Baik Huya dan Douyu terdaftar di AS, dengan kapitalisasi pasar masing-masing 3,57 miliar dolar AS dan 1,77 miliar dolar AS.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement