Ahad 11 Jul 2021 16:05 WIB

54 Persen Warga Brasil Dukung Pemakzulan Presiden Bolsonaro

Ribuan orang menggelar aksi protes di seluruh Brasil pada akhir pekan lalu

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
 Presiden Brasil Jair Bolsonaro
Foto: AP/Eraldo Peres
Presiden Brasil Jair Bolsonaro

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Berdasarkan hasil jajak pendapat yang dirilis pada Sabtu (9/7), mayoritas warga Brasil mendukung pemakzulan Presiden Jair Bolsonaro. Jajak pendapat dilakukan ketika Bolsonaro menghadapi tuduhan korupsi, dan tekanan yang meningkat atas penanganannya terhadap krisis virus corona.

Survei Datafolha menunjukkan 54 persen orang Brasil mendukung langkah yang diusulkan oleh majelis rendah Brasil untuk membuka proses pemakzulan terhadap Bolsonaro. Sementara, 42 persen menentang pemakzulan.

Baca Juga

Ribuan orang menggelar aksi protes di seluruh Brasil pada akhir pekan lalu untuk menuntut pengunduran diri Bolsonaro. Dalam jajak pendapat Datafolha secara terpisah, yang dirilis pada  Kamis, 51 persen orang Brasil mengatakan mereka tidak setuju dengan Bolsonaro. Itu merupakan angka tertinggi sejak Bolsonaro menjabat pada Januari 2019.

Bolsonaro telah menghadapi tekanan publik selama beberapa bulan terakhir, termasuk beberapa protes besar dan penyelidikan Senat. Menurut data Universitas Johns Hopkins, lebih dari 531 ribu orang di Brasil meninggal dunia akibat Covid-19.

Di tengah krisis pandemi virus corona, Bolsonaro menghadapi dugaan korupsi dalam proses pengadaan vaksin virus corona. Bulan lalu, penyelidik federal mengumumkan bahwa mereka telah membuka penyelidikan terhadap kontrak pemerintah senilai 1,6 miliar real atau 320 juta dolar AS untuk 20 juta dosis vaksin Covid-19 yang dibuat oleh Bharat Biotech, Covaxin, India.

Kantor kejaksaan (PGR) mengatakan, harga yang relatif tinggi, pembicaraan cepat dan persetujuan peraturan yang tertunda merupakan tanda bahaya untuk kontrak Bharat yang ditandatangani pada Februari. Kontrak dilakukan sebelum kesepakatan serupa dengan Pfizer, dan Johnson & Johnson.

Bolsonaro dituding telah gagal mengambil tindakan setelah mengteahui tentang skema korupsi raksasa di Kementerian Kesehatan. Dalam sebuah wawancara radio pada Sabtu, Bolsonaro mengatakan, dia telah mengambil tindakan setelah para pejabat menyampaikan keprihatinan mereka tentang kesepakatan Covaxin. Tetapi Bolsonaro tidak menjelaskan lebih lanjut.

"Saya bertemu dengan 100 orang per bulan tentang topik paling beragam yang bisa dibayangkan,” kata Bolsonaro kepada Radio Gaucha di Brasil selatan. "Saya mengambil tindakan dalam kasus ini," ujarnya.

Pekan lalu, Bolsonaro dituduh terlibat dalam skema untuk menggelapkan gaji para pembantunya saat menjadi wakil federal. Dalam rekaman audio mantan ipar Bolsonaro, dia menjelaskan perannya dalam dugaan pemerasan. Situs web Brasil UOL melaporkan, Bolsonaro diduga melibatkan perekrutan rekan dekat sebagai karyawan dan kemudian menerima potongan gaji publik dari mereka. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement