Ahad 11 Jul 2021 16:16 WIB

Final Euro 2020: Ada Sejarah Tirani di Balik Sepak Bola?

Menonton final Euro ternyata bukan sederhana hanya melihat menang dan kalah saja.

Diktator Spanyol Jendral Franco menggunakan Real Madrid sebagai alat politik untuk menunjukkan kekuatan Spanyol kepada dunia. Franco sebenarnya adalah penggemar Atletico Madrid yang kemudian ikut-ikutan menjadi Los Blancos.
Foto: Google.com
Diktator Spanyol Jendral Franco menggunakan Real Madrid sebagai alat politik untuk menunjukkan kekuatan Spanyol kepada dunia. Franco sebenarnya adalah penggemar Atletico Madrid yang kemudian ikut-ikutan menjadi Los Blancos.

IHRAM.CO.ID, Akhir pekan jelang final Euro 2020 memang asyik. Di kala menunggu pertandingan itu ada tayangan baru film dokumenter baru di Netflix. Judulnya keren: How to Become A Trynt (Bagaimana Menjadi Seorang Tiran).

Kisahnya bersisi gambar dokumentasi dan aneka komentar analisa mengenai mengapa seseorang menjadi tiran dan mengapa sebuah negara tiba-tiba menjadi otoriter. Mereka mencontohkan kisah dari kemunculan para diktator dalam dunia moderen dari berbagai belahan dunia. Dari Mussolini, Hitler, Idi Amin, Sadam Husein, Muamar Khadafi, Kim Jong-Un, dan lainnya.

Musollini mislanya, meskipun ada persepsi umum bahwa dia pendukung bahwa klub Lazio, dia sebenarnya mendukung Bologna, Bahkan, setelah berkuasa di Italia pada tahun 1922, dia menikmati rentetan gelar klub itu yang gemilang pada tahun 1925, 1929, 1936, 1939 dan 1941.

Dia memproklamirkan stadion Bologna dengan menyebut sebagai "contoh cemerlang dari apa yang dapat dilakukan dengan kemauan dan keuletan ala fasisme.

Musollini adalah salah satu diktator modern pertama yang mengakui kekuatan olahraga dalam menggembleng rakyatnya menuju tujuan bersama. Ia pun berhasil mengamankan hak tuan rumah untuk Piala Dunia 1934 untuk Italia dan tim Azzurri. Maka Italia kemudian mendapat banyak manfaat dari beberapa keputusan pertandingan yang sangat meragukan. Inilah kemudian yang pada waktu itu bisa mengantarakan perjalanan memenangkan piala dunia.

Hal yang sama juga terjadi pada diktator masa kini Korea Utara, Kim Jong-Un. Semua tahu dia adalah penggemar berar Wyne Ronnie dan Manchster United.

 

photo
 
  

 

Dan, Diktator Korea Utara Kim Jong-Un ini tidak hanya menjadi penggemar Manchester United yang biasa saja. Dengan kekuasaan mutlak di tangan, dia pernah meminta agar semua pertandingan klub Inggris itu disiarkan di saluran televisi pemerintah Korea Utara. 

Perilaku Jong-Un juga mirip mendiang diktator Libya, Muammar Gaddafi. Dia adalah penggemar berat Liverpool dan Juventus. Namun memang Gaddafi, tidak secara langsung berpengaruh dalam nasib kedua klub itu.

Namun, mantan pemimpin Libya Muammar Gaddafi ditemukan memiliki cangkir Liverpool di antara beberapa barang pribadinya ketika ia ditemukan bersembunyi selama jatuhnya rezimnya. Kenyataan ini jelas membingungkan beberapa penggemar sepak bola karena telah lama dikabarkan bahwa ia mendukung rival Merseyside Liverpool, Everton, setelah tur mereka di Libya pada 1979.

 

photo
 
 
Keterangan foto: Moamar Gadaffi pengemar berat Juventus. Bahkan anaknya Saad Ali sempat berusaha mempengaruhi sejumlah uang milik ayahnya kepada pengurus Jeventus untuk menginzinkannya menjadi pemain Juventus. - (Google.com)

 

Bila pun ada koneksi dengan Juventus itu bukan dari Gadaffi. Itu hanya muncul melalui putranya Al-Saadi Gaddafi, yang menganggap dirinya sebagai pesepakbola profesional. Saat itu Saadi, telah sempat melewati masa percobaan yang gagal untuk ikut menjadi penggawa di beberapa klub top. Ia kemudian diketahui berusaha menggunakan uang ayahnya untuk membeli dirinya sendiri di dewan Juventus.

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement