Ahad 11 Jul 2021 17:06 WIB

Kemenkes: Sekolah Berperan Sosialisasi Vaksinasi Anak 

25-30 persen orang tua ragu-ragu terhadap vaksinasi Covid-19 untuk anak.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Ratna Puspita
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dirjen P2P) Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.
Foto: DOk BNPB
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dirjen P2P) Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, peran sekolah sangat penting untuk melaksanakan sosialisasi dan edukasi vaksinasi Covid-19 untuk anak. Sosialisasi dan edukasi mengenai manfaat vaksin Covid-19 ditujukan kepada anak dan orang tua sekaligus. 

"Saya sangat setuju peranan sekolah juga untuk menyosialisasikan dan edukasi terkait manfaat vaksin terhadap anak dan orang tua," ujar Nadia dalam rilis survei Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) secara daring, Ahad (11/7). 

Baca Juga

Dia menuturkan, ketika orang tua tidak setuju vaksinasi untuk anak, kemungkinan orang tuanya juga memang tidak mau divaksinasi. Hal ini sangat berisiko karena apabila orang tua terinfeksi Covid-19 dapat menularkan ke anaknya dan anaknya nanti menyebarkan lagi ke teman-teman sekolahnya. 

Menurut Nadia, seorang anak yang sudah divaksinasi pun, tidak 100 persen bebas dari penularan Covid-19. Mereka yang sudah divaksinasi setidaknya ketika tertular Covid-19 tidak mengalami gejala berat dan tidak menjadi sumber penularan. 

"Jadi ini menurut saya krusial sekali kalau misalnya program vaksinasi pada anak pun orang tua masih ragu-ragu," kata dia. 

Nadia menyebutkan, hasil survei nasional menyatakan orang tua yang ragu-ragu terhadap vaksinasi Covid-19 untuk anak sekitar 25-30 persen, sedangkan orang tua yang tidak setuju mencapai 8 persen. Hasil survei yang disebutkan Nadia tidak jauh berbeda dengan hasil survei P2G. 

Survei yang dilakukan P2G pada 5-8 Juli 2021 itu menunjukkan, sebesar 63,3 persen orang tua setuju terhadap vaksinasi anaknya. Orang tua yang menyatakan ragu-ragu masih sebanyak 23,5 persen dan tidak setuju terdapat 13,2 persen. 

Alasan orang tua ragu-ragu dan tidak setuju terhadap vaksinasi Covid-19 untuk anak itu adalah khawatir berdampak buruk pada anak setelah divaksinasi (72,5 persen). Kemudian, khawatir tujuan vaksinasi bukan untuk kesehatan (5,4 persen), khawatir vaksin tidak halal (4,2 persen), anak memiliki penyakit (5,2 persen), dan vaksin belum teruji (4 persen). 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement