Ahad 11 Jul 2021 17:39 WIB

Afghanistan Aktifkan Sistem Pertahanan Udara Baru

Sistem pertahanan udara Afghanistan untuk mengadang serangan roket dan rudal

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Ilustrasi: Tentara Afghanistan
Foto: Anadolu Agency
Ilustrasi: Tentara Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemerintah Afghanistan pada Ahad (11/7) telah memasang dan mengaktifkan sistem pertahanan udara baru di ibu kota Kabul. Sistem pertahanan udara itu digunakan untuk menggagalkan setiap serangan roket dan rudal.

"Ini adalah sistem yang paling banyak digunakan di dunia untuk memukul mundur roket dan rudal," kata Kementerian Dalam Negeri dalam sebuah pernyataan, dilansir Anadolu Agency.

Baca Juga

Kementerian Dalam Negeri menegaskan bahwa, pasukan keamanan Afghanistan siap membela rakyat dan wilayah mereka. Kabul rentan terhadap serangan roket.

Beberapa ledakan bom magnet dan serangan roket mengguncang Kabul pada 21 November 2020. Serangan itu menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai lebih dari 30 orang.

Sebelumnya, beberapa roket menghantam kantong diplomatik yang dijaga ketat selama perayaan Hari Kemerdekaan. Menurut Kementerian Dalam Negeri, setidaknya 10 orang terluka dalam serangan 14 roket yang ditembakkan dari dua mobil. 

Serangan itu menimbulkan gangguan siaran langsung oleh penyiar negara RTA. Kemudian pada Maret, serangan mortir serupa sempat mengganggu upacara pengambilan sumpah Presiden Ashraf Ghani.

Secara terpisah, Kementerian Dalam Negeri mengklaim bahwa 18 anggota Taliban telah meninggal dalam serangan bersama yang dilakukan oleh Pasukan Pertahanan dan Keamanan Nasional Afghanistan di provinsi Ghazni. Pertempuran sengit antara pasukan Afghanistan dan Taliban berlanjut di tengah penarikan pasukan asing.  Presiden  Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa, misi militer AS di Afghanistan akan berakhir pada 31 Agustus. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement