Ahad 11 Jul 2021 21:07 WIB

Kontingen Indonesia Dikarantina Sebelum ke Olimpiade Tokyo

Okto menjelaskan latihan akan menerapkan sistem gelembung.

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari berpose di kantornya di Senayan, Jakarta, Kamis (16/7/2020).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari berpose di kantornya di Senayan, Jakarta, Kamis (16/7/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo akan menjalani karantina lima hari menjelang keberangkatan mereka ke Jepang sebagai upaya mencegah risiko penularan COVID-19.

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari dalam keterangan resminya di Jakarta, Ahad (11/7), mengatakan karantina tim dari enam cabang olahraga semuanya akan difokuskan di Jakarta.

“Renang, angkat besi, panahan, rowing dan surfing akan kami karantina di Hotel Fairmont mulai Selasa (13/07). Sedangkan atletik baru masuk pada 20 Juli karena mereka dijadwalkan berangkat pada 24 Juli,” kata Okto, sapaan karib Raja Sapta.

Meski dalam masa karantina, KOI dan Chef de Mission (CdM) Olimpiade tetap berupaya mengakomodir kebutuhan atlet untuk berlatih.

Okto menjelaskan latihan akan menerapkan sistem gelembung. Setiap atlet akan diantar ke pusat pelatihan masing-masing cabang olahraga dengan pengawasan dari tim KOI yang juga tengah menjalani dikarantina.

"Kami memproteksi semua yang terlibat sehingga kami juga menyertakan tim pendukung untuk melakukan pengawasan super ketat selama beraktivitas pada masa karantina, termasuk saat latihan," ujarnya.

Sementara itu, Ketua CdM Rosan P Roeslani memastikan semua yang masuk karantina akan menjalani dua kali tes swab PCR terlebih dahulu sebagai syarat memasuki gelembung.

"Selama masa karantina, atlet juga wajib membatasi interaksi dengan atlet-atlet lainnya, baik di hotel maupun saat di arena latihan. Semua juga wajib taat dan mengetatkan protokol kesehatan. Ini langkah preventif dari CdM dan KOI sebagai upaya meminimalkan risiko-risiko jika terjadi sesuatu,” kata Rosan.

Selain itu, kontingen Indonesia juga akan meningkatkan standar uji tes COVID-19 sebelum berangkat ke Tokyo, mengingat Indonesia masuk dalam kategori Grup I atau negara dengan risiko tinggi COVID-19 oleh pemerintah Jepang. Oleh karena itu, panitia penyelenggara (TOCOG) menerapkan aturan tes tujuh hari berturut-turut, yakni 96 jam dan 72 jam sebelum keberangkatan.

“Syarat wajib TOCOG untuk tes swab PCR itu pada hari ke-4 dan ke-3, sisanya bisa antigen. Namun kami merasa harus meningkatkan proteksi untuk atlet-atlet kami sehingga kami memutuskan melakukan tes PCR selama tujuh hari berturut-turut jelang keberangkatan,” kata Rosan menjelaskan.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement