REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Presiden Suriah Bashar Assad mengeluarkan dekret yang memberi ratusan ribu pegawai negeri sipil dan anggota militer kenaikan gaji 50 persen, Ahad (11/7). Keputusan tersebut terjadi di tengah krisis ekonomi dan keuangan yang mengguncang serta kenaikan harga untuk produk-produk vital.
Dekret yang baru dikeluarkan oleh kantor Assad menempatkan pendapatan bulanan minimum di 71.515 pound Suriah. Keputusan terbaru ini juga memberi pemegang pensiun militer dan sipil peningkatan 40 persen dalam dana pensiunan.
Saat ini Suriah memperdagangkan dolar AS sekitar 3.200 pound di pasar gelap sementara kurs resminya adalah 2.500 pound. Keputusan Assad datang sehari setelah negara menggandakan harga roti, bahan pokok utama negara, dan menaikkan 180 persen harga bahan bakar diesel.
Hampir 80 persen warga Suriah hidup dalam kemiskinan dan 60 persen rawan pangan. Kondisi ini, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), adalah situasi ketahanan pangan terburuk yang pernah ada di Suriah.
Ekonomi Suriah telah terpukul keras oleh perang selama satu dekade, sanksi Barat, dan korupsi yang meluas. Kondisi ini diperburuk dengan krisis ekonomi dan keuangan yang parah di negara tetangga Lebanon. Kenaikan gaji terakhir diumumkan pada November 2019.