Senin 12 Jul 2021 10:55 WIB

Studi di Cile, Sinovac Miliki Efektivitas 90,3 Persen

Vaksinasi massal nasional dilakukan di Cile mulai 2 Februari lalu hingga 1 Mei.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin covid-19 Sinovac kepada warga saat vaksinasi massal di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (8/7). Pemerintah Kota Bekasi menggelar vaksinasi massal sebanyak 50 ribu orang dalam sehari yang diperuntukan bagi kalangan usia 18 tahun keatas dan lansia sebagai upaya menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity). Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin covid-19 Sinovac kepada warga saat vaksinasi massal di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (8/7). Pemerintah Kota Bekasi menggelar vaksinasi massal sebanyak 50 ribu orang dalam sehari yang diperuntukan bagi kalangan usia 18 tahun keatas dan lansia sebagai upaya menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity). Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO — Studi terbaru yang dilakukan di Cile menunjukkan bahwa vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (COVID-19) dari CoronaVac atau dikenal sebagai Sinovac asal China memiliki efektivitas hingga 90,3 persen. 

Disebutkan bahwa CoronaVac mampu mencegah COVID-19 dengan gejala parah. Kampanye vaksinasi massal secara nasional dilakukan di Cile mulai 2 Februari lalu hingga 1 Mei. 

Baca Juga

Sejauh ini, ada sekitar 10,2 juta orang berusia 16 tahun ke atas yang divaksinasi di Cile. Studi menyebutkan bahwa diantara mereka yang telah divaksinasi lengkap, efektivitas vaksin yang disesuaikan adalah 65,9 persen untuk pencegahan COVID-19. 

Sementara, 87,5 persen untuk pencegahan COVID-19 dengan gejala berat dan 86,3 persen untuk pencegahan kematian akibat penyakit wabah ini. CoronaVac ini dikembangkan oleh perusahaan farmasi China, Biotech dengan menggunakan virus tidak aktif. 

Dari virus tidak aktif tersebut, sistem kekebalan penerima vaksin dipaksa untuk menyerang bentuk virus yang tidak berbahaya. Dari sana, antibodi untuk melawan virus diproduksi dan menciptakan kekebalan. 

Studi terbaru tentang vaksin CoronaVac atau Sinovac ini diterbitkan di New England Journal of Medicine. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement