REPUBLIKA.CO.ID, PORT AU PRINCE -- Ibu negara Haiti, Martine Moise membuat pernyataan ke publik setelah menjadi sasaran penembakan oleh kelompok pembunuh di kediamannya. Dalam sebuah audio yang diunggah ke aku Twitter pada Sabtu (10/7), Martine Moise mengungkap tragedi penembakan yang membunuh suaminya, Presiden Jovenel Moise.
"Dalam sekejap mata, tentara bayaran berlari ke rumah saya dan membunuh suami saya," kata Martine Moise, dilansir CNN, Senin (12/7).
Martine Moise mengaku mengetahui siapa saja yang menjadi musuh presiden. Menurutnya, para musuh itu mengirim sekelompok tentara bayaran untuk membunuh presiden di kediamannya. Namun Martine Moise tidak menjelaskan lebih lanjut siapa musuh-musuh presiden tersebut.
"Kami tahu siapa yang diperangi Presiden. Mereka mengirim sekelompok tentara bayaran untuk membunuh Presiden di dalam rumahnya saat dia bersama keluarganya, karena dia berjuang untuk jalan yang lebih baik, air, listrik, referendum dan pemilihan umum yang akan datang pada akhir tahun," ujar Martine Moise.
Martine Moise memperingatkan bahwa ada tentara bayaran lain yang ingin membunuh impian presiden. Mereka ingin membunuh visi presiden dan membunuh ide presiden untuk negara. Martine Moise mendorong para pendukung presiden agar tidak membiarkan hal itu terjadi.
"Saya bertekad untuk berdiri teguh karena perjuangan yang dia pimpin bukanlah pertempurannya sendiri, tetapi itu adalah pertempuran untuk bangsa, kita harus terus berjuang," kata Martine Moise.
Menteri Komunikasi Haiti, Frantz Exantus mengkonfirmasi kepada CNN bahwa audio tersebut adalah suara Martine Moise. Menurut Reuters, sejumlah pejabat lain termasuk Menteri Kebudayaan dan Komunikasi, Haiti Pradel Henriquez, juga telah mengkonfirmasi bahwa audio itu adalah suara Martine Moise.