Setelah sempat beristirahat sejenak melayani lonjakan pesanan dari India, pelaku bisnis di China kembali sibuk membuat dan mengekspor generator oksigen dan alat pelindung diri (APD) lainnya yang sangat dibutuhkan ke sejumlah negara di kawasan, termasuk Indonesia dan Myanmar.
Sejumlah media melaporkan kasus kelangkaan oksigen di Indonesia setelah mengalami gelombang kasus virus corona yang buruk akibat varian Delta.
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) mengatakan kelangkaan oksigen disebabkan oleh permintaan yang tinggi, panjangnya proses distribusi ke rumah sakit yang memakan waktu, dan jumlah tabung oksigen yang terbatas.
Pemerintah Indonesia kemudian mencari pasokan darurat dari negara lain, termasuk Singapura dan China.
Sebuah produsen besar generator oksigen yang berbasis di Shenzhen, Provinsi Guangdong, di selatan China kemudian bergegas memproduksi mesin yang kini sangat dibutuhkan di tengah "meningkatnya pesanan" dari Indonesia dan Myanmar, seperti yang dilaporkan harian Global Times.
Dalam laporan tersebut disebutkan Deng, seorang manajer di perusahaan pembuat generator oksigen di China, mengatakan pihaknya mulai menerima pesanan baru dari Indonesia Selasa pekan lalu.
Ia mengaku menerima pesanan mesin oksigen sebanyak total 5.000 unit dari Indonesia dan Myanmar.
Tetapi Dang mengaku jika ada kekurangan bahan baku di hulu rantai pasokan karena lonjakan pesanan dari India, yang membuat sulit untuk memperluas produksi dalam waktu singkat.
Seorang staf pembuat alat kesehatan di Changzhou, Provinsi Jiangsu, di timur China, yang juga memiliki pabrik di Indonesia, mengatakan meningkatnya penularan COVID-19 di Asia Tenggara mendorong peningkatan pesanan.
"Jumlah pesanan tabung kami yang dapat digunakan untuk menampung sampel uji asam nukleat COVID-19 meningkat baru-baru ini," kata staf tersebut.
Duta Besar Republik Indonesia untuk China, Djauhari Oratmangun, mengatakan kepada Global Times pada Minggu (11/06) bahwa KBRI telah berkoordinasi dengan Jakarta untuk bekerja sama dengan beberapa perusahaan di China untuk pengadaan alat kesehatan.
Indonesia sempat kirim bantuan oksigen ke India
Bulan Mei lalu, Pemerintah Indonesia, melalui kerja sama Asosiasi Gas Industri Indonesia sebagai produsen utama gas oksigen di Indonesia, pernah mengirimkan bantuan 3.400 tabung oksigen senilai kurang lebih Rp2 miliar ke India.
Saat itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, bantuan tabung berisi oksigen ke India tidak akan mengganggu pasokan oksigen di dalam negeri.
Dua bulan berselang, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitann mengalihkan 100 persen oksigen industri untuk kesehatan, sambil menyiapkan skenario terburuk untuk suplai oksigen, obat, rumah sakit dan kebutuhan lainnya jika penularan terus meningkat.
Angka kasus baru di Indonesia pada Minggu (11/07) kemarin adalah sebanyak 36.197 dengan angka kematian harian sejumlah 1.007.
Jumlah kasus aktif di Indonesia saat ini hampir mencapai 380 ribu, membuat total kasus telah mencapai lebih dari dari 2,5 juta dan total angka kematian mencapai 66.464.
Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa