Senin 12 Jul 2021 17:58 WIB

Sandiaga Dukung Penuh Holding BUMN Pariwisata

Sandiaga meminta Holding BUMN Pariwisata kedepankan inovasi teknologi

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (tengah) menyapa warga saat menghadiri acara Sound of Borobudur di Balkondes Karanrejo, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mendukung penuh pembentukan holding BUMN pariwisata.
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (tengah) menyapa warga saat menghadiri acara Sound of Borobudur di Balkondes Karanrejo, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mendukung penuh pembentukan holding BUMN pariwisata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mendukung penuh pembentukan holding BUMN pariwisata. Pihaknya berharap holding tersebut mengedepankan inovasi teknologi sehingga bisa memiliki big data sektor pariwisata yang berguna bagi kebijakan Kemenparekraf.

"Kami memberikan dukungan secara penuh kami meyakini ini adalah langkah yang strategis dalam memetakan pariwisata yang lebih berkualitas," kata Sandiaga dalam konferensi pers virtual, Senin (12/7).

Ia mengatakan, pihaknya telah menyampaikan sejumlah masukkan mengenai holding tersebut. Lantaran holding BUMN parwisata menyangkut perusahaan-perusahaan besar, diharapkan ada satu platform sinkronisasi sehingga misi perusahaan sejalan dengan program-program pemerintah.

"Intinya kita berharap keberadaan holding ini berkesinambungan dengan pariwisata Indonesia yang berkelanjutan," ujar dia.

Menurut Sandiaga, pembentukan perusahaan itu akan menghasilkan produk terintegrasi yang lebih ke arah digital. Pasalnya, selama ini masing-masing perusahaan telah memiliki data namun belum dapat dikelola dengan analisis big data karena belum saling tersambung.

Dengan kerja sama antar perusahaan dengan data yang satu, Sandiaga yakin pemerintah dapat membuat proyeksi yang lebih tepat mengenai permintaan maupun arah tren pariwisata. "Kita harapkan holding ini bisa hadirkan pendekatan inovasi yang melalukan pendekatan big data dan diolah melalui artificial intelligent," ujarnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement