Selasa 13 Jul 2021 00:20 WIB

Cerita Maudy Ayunda Saat Kuliah di Stanford

Maudy Ayunda berbagi kisahnya kuliah di Stanford melalui Youtube.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Maudy Ayunda berbagi kisahnya kuliah di Stanford melalui Youtube.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Maudy Ayunda berbagi kisahnya kuliah di Stanford melalui Youtube.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris multitalenta, Maudy Ayunda berbagi pengalaman usai lulus pendidikan S2 dari Stanford University, Amerika Serikat (AS). Maudy berbagi kisahnya melalui channel Youtube yang diunggah belum lama ini.

Pertama-tama, lulusan S1 Oxford University itu mengakui jika tidak terasa akhirnya dia lulus dari Stanford setelah menempuh pendidikan selama dua tahun. Sebelum meninggalkan kampus tercinta, ia sempat merenung dan ingin berbagi cerita kepada publik, khususnya masyarakat Indonesia. Hal pertama yang dipelajari, menurut Maudy, adalah tentang hidup yang harus terus beradaptasi. 

Baca Juga

“Kelas zoom mengambil alih dan kampus sekejap menjadi sunyi senyap. Pengalaman belajarku berubah, menyesuaikan,” kata Maudy, dalam dikutip republika.co.id, Senin (12/7).

Pelajaran kedua yang ia petik adalah belajar menghargai alam bebas. Perempuan kelahiran 1994 itu mengaku belum pernah begitu nyaman berada di bawah terik matahari. Dia belajar naik gunung dan membenamkan diri dalam dunia penuh aktivitas .

Stanford bahkan menumbuhkan kembali kecintannya pada olahraga berlari. Salah satu yang ia suka dari suasana kampus adalah banyaknya tempat outdoor sehingga bebas berlari, jalan aktif dan menghabiskan waktu sendiri yang berkualitas.

Ketiga, Maudy mengaku belajar mencari inspirasi dari berbagai macam orang. Dengan 400 orang teman sekelas yang berasal dari berbagai kalangan masyarakat menawarkan perspektif dan cerita yang berbeda-beda. Kisah itu menginspirasi agar ia melakukan perubahan. Seperti tagline Stanford, yakni “rubahlah kehidupan orang, organisasi dan dunia”.

Tidak hanya belajar tentang kemampuan bisnis, Maudy juga belajar tentang hal-hal sesederhana komunikasi. Mengkritik dan dikiritk adalah hal normal, di mana orang yang tidak ingin menerima kritik sebenarnya rugi. Sebab kritik adalah jalan untuk tumbuh dan memperbaiki sebuah hubungan.

Setelah lulus dari Stanford, pemain “Habibie Ainun 3” itu juga mengaku merasa jadi pribadi lebih sederhan. Awalnya, dia bertekan merubah dunia, namun keinginannya kini hanya ingin bahagia dan membuat lebih banyak orang untuk tersenyum.

Lebih dari itu, Maudy merasa akan merindukan kampus. Di satu sisi, terkadang ia belum siap pergi dari kampus.

“Sebenarnya yang paling tahu diri kita ya kita sendiri, dan aku benar-benar menyadari saat berangkat ke sini banyak banget kok pemikiran saat itu ‘aduh ngapain sih S2, ngapain perempuan pendidikan tinggi-tinggi kalau ujungnya di rumah. Aku sering mendengarnya dari banyak orang di sekitar aku, tapi aku tahu diri sendiri dan itu yang ingin aku sampaikan temen-temen juga harus berjuang untuk dirimu sendiri," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement