Selasa 13 Jul 2021 00:40 WIB

Tips Nyaman Ibu Hamil Saat Lakukan Perjalanan Jauh

Ibu hamil kerap cemas melakukan perjalanan jauh.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Ibu hamil kerap cemas melakukan perjalanan jauh.
Foto: Pixabay
Ibu hamil kerap cemas melakukan perjalanan jauh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu hamil yang akan melakukan perjalanan dengan jarak cukup jauh kerap cemas mengenai apa yang harus diperhatikan. Menjawab hal itu, profesor OB-GYN Pamela Berens dari McGovern Medical School di Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di Houston membagikan kiat agar bepergian tetap nyaman.

Menurut Berens, waktu bepergian paling ideal adalah saat trimester kedua kehamilan. Pasalnya, bepergian di trimester pertama bisa jadi tidak nyaman lantaran ibu hamil sering mengalami mual dan muntah. Begitu pula selama trimester ketiga yang sudah akan mendekati waktu persalinan.

Baca Juga

"Sebagian besar maskapai penerbangan akan mengizinkan perjalanan hingga 37 pekan kehamilan, tetapi Anda mungkin memerlukan catatan dari penyedia layanan kesehatan. Tanyakan kepada maskapai penerbangan yang akan Anda tumpangi untuk spesifiknya," kata Berens.

Sebelum melakukan perjalanan, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau bidan yang mengetahui kondisi kehamilan. Apabila tidak memungkinkan, lebih baik menunda keberangkatan. Kalaupun tetap melakukan perjalanan, ibu hamil perlu mengetahui risiko komplikasinya.

Ketika mengemas barang, jangan lupa membawa catatan pranatal saat bepergian untuk berjaga-jaga. Seandainya harus melahirkan saat jauh dari rumah, rumah sakit atau dokter akan dapat mengakses riwayat kehamilan. Obat-obatan dan pelengkap kesehatan lain pun perlu dibawa.

Beri perhatian ekstra pada makanan dan air selama perjalanan dan di tempat tujuan. Apabila memungkinkan, selalu sedia air minum dalam kemasan supaya menghindari ibu terjangkit diare. Dengan alasan yang sama, sebaiknya tidak menyantap makanan sembarangan yang tidak biasa dimakan.

Perhatikan juga situasi kesehatan di tempat yang akan didatangi. Apabila daerah yang dituju diketahui merupakan area dengan banyak nyamuk, pakai dan siapkan baju lengan panjang dan celana panjang, juga obat nyamuk dan losion penangkal nyamuk.

Pelancong hamil pun perlu memperhatikan kesehatan dan fungsi tubuh saat bepergian. "Beri tahu penyedia perawatan jika terjadi pendarahan, peningkatan kontraksi, atau penurunan gerakan bayi apabila usia kehamilan lebih dari sekitar 24 pekan," ujar Berens, dikutip dari laman Travel and Leisure, Senin (12/7).

Berbagai pilihan moda transportasi bisa dipilih untuk ibu hamil. Jika memilih perjalanan udara, Berens menganjurkan minum berkala agar tetap terhidrasi dengan baik dan gerakkan tubuh sesekali agar sirkulasi darah tetap baik. Pilih kursi dekat lorong karena ibu hamil cukup sering ke toilet.

Hindari minuman berkarbonasi selama penerbangan dan kenakan sabuk pengaman dalam posisi rendah di tulang pinggul, pada bagian bawah perut. Sementara, jika bepergian dengan kereta, gerakkan tubuh setiap beberapa jam guna menghindari masalah pembekuan darah.

Untuk perjalanan darat dengan mobil, berhentilah di titik yang memungkinkan untuk meregangkan kaki dan menggunakan kamar mandi. Terakhir, saran bepergian dengan kapal saat hamil sebaiknya menyesuaikan dengan kondisi tubuh. Jika tidak terbiasa, frekuensi mual dan muntah bisa meningkat di atas kapal sehingga butuh obat tambahan.

Selama Covid-19, perjalanan menjadi rumit bagi semua orang, tetapi ibu hamil jauh lebih berisiko. Berens merekomendasikan ibu hamil yang terpaksa harus bepergian dengan jarak jauh di tengah pandemi sudah menjalani vaksinasi lengkap serta selalu memakai masker, menjaga jarak, dan menjaga kebersihan tangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement