Senin 12 Jul 2021 20:12 WIB

Bagaimana Muslim Sikapi Survei Jenggot Rawan Covid-19?

Survei menyebut penggunaan masker tak tepat untuk jenggot picu Covid-19

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Survei menyebut penggunaan masker tak tepat untuk jenggot picu Covid-19. Ilustrasi masker
Foto: www.freepik.com
Survei menyebut penggunaan masker tak tepat untuk jenggot picu Covid-19. Ilustrasi masker

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sebuah penelitian beberapa waktu lalu menyebut jenggot dapat meningkatkan risiko terpapar atau bahkan menularkan Covid-19. Penularan terjadi karena jenggot disebut akan membuat celah di masker yang dipakai seseorang, sehingga memungkinkan virus masuk atau keluar dari celah tersebut.

Dilansir dari CNN, seorang Profesor klinis dermatologi dari Yale School of Medicine, Dr Mona Gohara, menyebut penggunaan masker yang tidak maksimal dapat meningkatkan risiko terkena infeksi virus Covid-19. "Jika masker tidak dipasang dengan benar, apapun alasannya, Anda meningkatkan risiko terinfeksi," katanya.

Baca Juga

"Masker yang dipasang dengan benar itu menempel dengan kulit bukan menempel di rambut (jenggot)," tambahnya.

Tentu penelitian ini berdampak kepada orang-orang yang gemar memelihara jenggot. Terlebih bagi sebagian besar Umat Islam, jenggot diyakini sebagai sunnah Nabi Muhammad SAW. Lantas bagaimana seharusnya bersikap?

Pendakwah Ustadz Zapari Harahap menjelaskan memelihara jenggot adalah ajaran Islam dan sunnah Nabi, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat ulama dalam menyikapi hal ini. Terlebih memelihara jenggot adalah sunnah yang mudah bagi seseorang yang memang diberkahi dengan kemudahan memanjangkan jenggot. Sehingga memotongnya seperti sebuah kehilangan ladang amal bagi seorang Muslim.

“Ketika kita (memanjangkan jenggot) niatnya ibadah, kita dapat pahala 24 jam. Kita dapat pahala tanpa ngapa-ngapain, logikanya begitu,” jelas Ustadz yang juga memanjangkan jenggotnya ini.

Memanjangkan jenggot juga disebutnya memiliki manfaat medis yang akan berdampak baik bagi kesehatan orang yang melakukannya. Menurutnya, beberapa penelitian dari Barat menyebutkan berbagai manfaat mengamalkan sunnah Nabi ini.

Ustadz yang juga anggota anggota Asosiasi Ruqyah Syar’iyyah Indonesia (ARSYI) ini juga mengatakan jenggot memiliki kelebihan tersendiri, yakni dapat menakuti setan. Hal ini dikatakannya sering dialami para praktisi ruqyah.

“Setan mampu melihat kita dari sudut pandang mereka, sedangkan kita tidak bisa melihat mereka. Artinya ketika kita mengamalkan sunnah sesuai yang diperintahkan Rasulullah ini akan membuat efek ketakutan kepada setan. Karena sesuatu yang disukai atau diperintahkan Rasul itu sangat dibenci setan,” jelasnya.

Adapun terkait jenggot yang meningkatkan risiko terpapar Covid-19, dikatakannya masalah ini hanya terkait cara seseorang menggunakan maskernya dengan baik. Dia yang juga memiliki jenggot panjang sering melipat jenggotnya ketika memakai masker agar tidak ada celah untuk virus masuk.

Sunnah memanjangkan jenggot juga dikatakannya diberi panduan oleh Nabi, seperti anjuran merapihkannya dan membersihkannya. Sehingga jenggot tidak justru mencitrakan buruk seorang Muslim dan tidak memberikan dampak buruk bagi kesehatan.

“Setiap wudhu kita itu juga kan jenggot dimasukkan celah-celahnya pakai jari bersamaan dengan mengelus dagu, karena dagu ini harus basah. Jadi ada tata caranya, nggak mungkin sebuah ibadah yang baik untuk manusia membuat orang itu sulit atau menyulitkan,” ungkapnya.

Sebenarnya Dr Mona Gohara juga menyebutkan solusi untuk maslah ini tidak selalu harus memotong jenggot, ada beberapa cara lain yang bisa menjadi pilihan atau solusi. Seperti menggunakan masker yang memang berukuran besar yang cukup untuk menutupi hidung, mulut hingga jenggot.

Bagi seorang profesional medis yang memang berjenggot, bisa juga menggunakan respirator pemurni udara terkontrol atau respirator pemurni udara bertenaga. Alat ini memang dirancang untuk mengakomodasi rambut wajah sekaligus melindungi diri dan orang lain.

Bisa juga menggunakan masker ganda, satu untuk menutupi bagian hidung dan mulut dan yang kedua untuk menutupi jenggot hingga ke leher. “Dimulai dengan mengenakan masker N95 atau masker dengan dasi, semacam itu menciptakan sedikit lebih banyak keamanan dan keketatan. Lalu lanjutkan dengan masker lain yang Anda kenakan di janggut Anda, pas di rahang atau leher Anda, dan kencangkan dengan melilitkan tali di belakang telinga Anda atau dengan mengikatnya di belakang kepala Anda,” ungkapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement