REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ahmad Ramadhan, mengatakan tersangka dugaan tindak pidana terorisme Bangka Belitung, AS, merupakan pemasok senjata untuk DPO teroris MIT Poso.
"Bahwa senjata yang kemarin dikirim AS kepada DS dan SY di Jakarta tersebut, senjata tersebut akan dikirim ke DPO teroris MIT Poso di Sulawesi Tengah," kata Ramadhan dalam rilis harian di Gedung Divisi Humas Polri, Jakarta, Senin (12/7).
AS ditangkap Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri bersama tersangka dugaan tindak pidana teroris DS dan SY pada 30 Juni 2021. Penangkapan AS merupakan pengembangan dari penangkapan DS di Jakarta Timur dan SY di Jakarta Barat.
Tersangka AS ditangkap sore harinya di Bangka Belitung. Berdasarkan hasil penyelidikan Densus 88, ketiganya terlibat anggota teroris jaringan Jamaah Ismiyah (JI).
Sehari setelah penangkapan, Kamis (1/7), AS melarikan diri dari ruang pemeriksaan Mapolda Bangka Belitung. Hingga Senin (5/7), kembali ditangkap Tim Densus 88 Antiteror dan Reskrim Polda Bangka Belitung.
Ketiganya terlibat dalam pengiriman paket berisi senjata api (revolver dan laras panjang) serta ratusan butir peluru yang dikirim AS dari Bangka Belitung.Adapun isi paket yang dikirimkan AS dari Bangka Belitung berupa tiga senapan panjang, tiga revolver, dua magize untuk pengisian peluru, kemudian amunisi sebanyak 200 butir, telah disita Densus 88 Antiteror.
"AS telah mengirimkan senjata beserta amunisi sesuai dengan barang bukti yang telah disita oleh Densus 88 untuk digunakan dalam rangka aksi teror," kata Ramadhan.
Dari hasi pemeriksaan, AS menjelaskan bahwa senjata dan amunisi yang dikirimkan ke tersangka SY dan DS di Jakarta, rencananya akan dikirimkan ke DPO teroris Poso di Sulawesi Tengah.
Pengiriman paket senjata dari Bangka Belitung menuju Jakarta dengan tujuan utama untuk MIT Poso di Sulawesi Tengah dilakukan AS untuk mengelabui asal paket senjata dan amunisi tersebut.
AS, kata Ramadhan, menjelaskan kepada tersangka DS dan SY agar pengiriman senjata, amunisi dan peralatan ke Poso, Sulawesi Tengah, agar dikirim terlebih dahulu ke Jakarta. Selanjutnya dari Jakarta dicek dulu untuk dikirim lagi sesuai tujuan yakni MIT Poso.
"Jadi tujuannya ingin mengelabui, supaya tidak ketahuan paket senjata itu bukan dari Bangka Belitung tapi dari Jakarta. Proses pengiriman paket ke Jakarta untuk memutus rantai sumber paket sebelumnya, agar lebih rapi," kata Ramadhan.