Selasa 13 Jul 2021 05:59 WIB

Pengakuan Sarjana Barat Atas Kebaikan-Kebaikan Umat Islam

Para sarjana Barat non-Muslim mengakui keluhuran akhlak umat Islam

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Para sarjana Barat non-Muslim mengakui keluhuran akhlak umat Islam. Ilustrasi Sedekah
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Para sarjana Barat non-Muslim mengakui keluhuran akhlak umat Islam. Ilustrasi Sedekah

REPUBLIKA.CO.ID, —Banyak penulis yang membahas mengenai akhlak umat Islam tak terkecuali kaum orientalis dan pemikir dari Barat. 

Beberapa di antaranya adalah penulis dan filsuf Inggris terkenal Thomas Carlyle menyebutkan dalam Islam ada banyak sifat yang dilihatnya sebagai salah satu yang paling mulia. Mereka juga memiliki  pertimbangan yang paling tulus dengan pendapat yang benar.  

Baca Juga

Hal tersebut tak hanya menjadi bagian dari sunnah tetapi juga kewajiban setiap muslim. Salah satunya adalah bahwa ada bagian untuk orang miskin dalam setiap harta kekayaan yang dimiliki seorang Muslim. Dan wajib bagi pemilik harta untuk membagikannya. Berikut ini penjabarannya: 

Pertama, Muslim adalah orang yang dermawan

Hal ini pula yang dikemukakan oleh pemikir dan ahli hukum Prancis Dominique Sourdel dalam ulasannya tentang moral umat Islam.

Dia mengatakan: “Tidak dapat disangkal bahwa Islam mempraktikkan kebajikan yang nyata, terutama kebajikan sosial, dan mereka mengaplikasikan isi Alquran." 

Ini merupakan sebuah metode bagi Allah untuk menyampaikan perintah Nya. Dan sebagai kelanjutan dari kebenaran.

Dia pun mengutip sebuah ayat Alquran yakni surat Al Baqarah ayat 177, yang berbunyi: 

لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

Maka bagi Sourdel, kerjasama, keramahan, kemurahan hati, dan kesetiaan pada komitmen yang diambil terhadap anggota masyarakat, dan kesederhanaan dalam keinginan dan kepuasan, adalah kebajikan yang membedakan Muslim dengan lainnya. 

Kedua, Muslim adalah orang yang amanah

Tak hanya Sourdel, sejarawan peradaban Will Durant berkata secara umum  Muslim lebih unggul dari orang Kristen dalam beberapa hal seperti pemenuhan janjinya, kesetiaannya pada perjanjian yang dia buat dengan orang lain, dan kesepakatan pendapat. Salah satunya adalag Salahuddin yang paling mulia yang berpartisipasi dalam Perang Salib, dan umat Islam terhormat dalam hal ini. 

Mereka tidak mengizinkan berbohong kecuali melibatkan kelangsungan hidup dari kematian, atau penyelesaian perselisihan, atau kesenangan untuk istri, atau penipuan dalam perang untuk musuh-musuh agama. Salah satu dari mereka membungkuk kepada temannya dan berjabat tangan dengannya, dan berkata kepadanya: Assalamu'alaikum dan menjawabnya dengan doa.  

Muslim juga amat menghormati tamu dan menjadi salah satu karakteristik umum mereka. Sudah menjadi rahasia umum bahwa seorang Muslim adalah contoh kelembutan, kemanusiaan, dan toleransi, dan jika  menggambarkan mereka, Muslim dikenal cepat memahami, tajam dalam kecerdasan, meski cepat tersinggung tetapi mudah menyenangkan hatinya, dan kesenangan untuk dirinya sendiri, menemukan kepuasan dalam kesederhanaan, dan dengan sabar menanggung penderitaannya dengan tenang, dan menerima semua apa yang terjadi dengan kesabaran, martabat, dan kebanggaan.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement