Selasa 13 Jul 2021 06:34 WIB

Selama PPKM Darurat, Mobilitas di Jawa-Bali Turun 15 Persen

Penurunan mobilitas ini patut diapresiasi meski target pemerintah di atas 20 persen.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
Suasana sepi di salah satu sudut kota saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kota Madiun, Jawa Timur. Pemerintah terus melakukan sosialisasi untuk mengimbau warga agar mengurangi mobilitas termasuk beraktivitas di ruang publik saat PPKM Darutat guna pengendalian penyebaran Covid-19. (ilustrasi)
Foto: Antara/Siswowidodo
Suasana sepi di salah satu sudut kota saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kota Madiun, Jawa Timur. Pemerintah terus melakukan sosialisasi untuk mengimbau warga agar mengurangi mobilitas termasuk beraktivitas di ruang publik saat PPKM Darutat guna pengendalian penyebaran Covid-19. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melaporkan bahwa tingkat mobilitas atau pergerakan penduduk di Jawa dan Bali selama pelaksanaan PPKM darurat mengalami penurunan 10 hingga 15 persen. Angka ini didapat dari pemantauan menggunakan Google Traffic, Facebook Mobility, dan Night Light oleh NASA selama periode 3-10 Juli 2021. 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, penurunan mobilitas ini patut diapresiasi meski sebenarnya target pemerintah belum tercapai. Untuk mengoptimalkan pemutusan rantai penularan Covid-19, penurunan mobilitas warga seharusnya di atas 20 persen. 

Baca Juga

"Implementasi di lapangan kami lihat semakin baik dan kami berharap sepekan ke depan mobilitas kegiatan masyarakat juga semakin turun sesuai harapan kita," kata Luhut dalam keterangan pers, Senin (12/7). 

Dalam kesempatan yang sama, Luhut juga menyampaikan optimismenya bahwa laju penambahan kasus Covid-19 harian bisa mulai melandai pekan depan. Tapi tentu saja kondisi ini bukan tanpa syarat. Luhut menyebutkan, kasus Covid-19 bisa melandai jika masyarakat patuh terhadap aturan PPKM darurat dan disiplin protokol kesehatan. 

"Jadi kami berharap minggu depan, mungkin kalau semua berjalan kita disiplin, akan mulai flattening atau mulai akan merata dan cenderung akan terkendali. Kita berharap juga dengan disiplin kita semua, vaksin jalan, prokes jalan, kombinasi semua ini, kita akan bisa bertambah baik," ujar Luhut.

Sepanjang pelaksanaan PPKM Darurat, Luhut menambahkan, pemerintah juga terus memantau kesiapan rumah sakit rujukan dalam menangani pasien Covid-19. Melalui Kementerian Kesehatan, katanya, pemerintah menyiapkan skenario terburuk jika angka kasus positif menanjak secara ekstrem. Pemerintah telah menambah RS darurat, menambah fasilitas isolasi terpusat, hingga meminta TNI membangun RS lapangan. 

"Sehingga mengurangi kesulitan untuk dapat tempat tidur. Juga tadi sudah disusun juga mengenai diputuskannya mengenai oksigen. Oksigen memang awal-awal ini ada masalah karena memang peningkatan yang tinggi. Tapi sekarang ditata sudah makin baik," kata Luhut. 

Ia mengakui bahwa penambahan kasus Covid-19 dalam satu pekan terakhir mencatatkan angka yang cukup tinggi, bahkan mendekati 40 ribu kasus per hari. Namun kabar baiknya, angka kesembuhan juga meningkat tajam. Luhut berharap penanganan pasien Covid-19 yang lebih baik dan pencegahan penularan di lapangan bisa membuat angka kasus menurun dan kesembuhan terus bertambah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement