UGM Jadikan Mardliyah Islamic Center Tempat Isolasi Covid-19
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Kampus UGM Yogyakarta. | Foto: Wahyu Suryana.
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) akan menjadikan Mardliyah Islamic Center (MIC) UGM sebagai tempat isolasi bagi pasien Covid-19. Gedung di selatan RSUP dr Sardjito ini memiliki 137 kamar dengan 200 bed itu diperuntukan pasien-pasien Covid-19 yang berobat ke RS Sardjito dan RSA UGM.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM, Prof Paripurna Sugarda mengatakan, keputusan ini mempertimbangkan kebutuhan mendesak untuk mendukung pelayanan RS Sardjito dan RSA UGM. Hal itu dikarenakan melonjaknya kasus positif di DIY.
Untuk itu, UGM berinisiatif menyediakan tempat isolasi baru pasien-pasien Covid-19. Sebelumnya, UGM sudah pula menjadikan dua asrama mahasiswa, yakni Darma Putra Baciro, dengan 292 dari total 495 bed digunakan untuk ruang isolasi mandiri.
Nantinya, ruang isolasi MIC diperuntukan bagi masyarakat umum yang akan melakukan isolasi mandiri (isoman) setelah mendapat rujukan dari RS Sardjito dan RSA UGM. Penggunaan MIC sebagai tempat isolasi juga mendapat persetujuan Ketua MWA UGM dan Rektor UGM.
"Ruang isolasi MIC masing-masing dilengkapi dengan televisi, kulkas, meja, kursi dan setiap kamar disediakan pendingin ruangan. Kapasitas terbatas, jadi penyediaan fasilitas memang dalam rangka mengantisipasi lonjakan kebutuhan ruang isolasi," kata Paripurna, Senin (12/7).
MIC sendiri baru saja selesai dibangun akhir tahun lalu. Gedung yang menempati lahan seluas 4.000 meter persegi ini merupakan inklusif hub generasi muda mengembangkan diri menjadi calon pemimpin. Ke depannya, akan banyak kegiatan-kegiatan di MIC.
"Mulai dari sociopreneur, ekonomi syariah, leadership, seni dan budaya," ujar Paripurna.
Selain MIC, Wisma Kagama jadi rumah singgah nakes dan dokter yang menangani Covid-19 dengan kapasitas 31 kamar atau 62 bed. Lalu, asrama mahasiswa yang dikelola UGM Residence sediakan lima persen bed untuk isoman mahasiswa yang tiba dari daerah.