Dirut Sardjito Diganti, Jubir: tak Terkait Kematian Pasien
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Pasien Covid-19 menjalani perawatan di tenda darurat khusus Covid-19 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Yogyakarta, Ahad (4/7). Posko Dukungan Operasi Satgas COVID-19 BPBD DIY mengonfirmasi sebanyak 63 pasien di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta meninggal dunia dalam sehari semalam pada Sabtu (3/7) hingga Ahad (4/7) pagi akibat menipisnya stok oksigen. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- RSUP Dr Sardjito mengganti jabatan direktur utama (dirut) usai kejadian oksigen sentral yang menyebabkan puluhan pasien meninggal beberapa waktu lalu. Akan tetapi juru bicara rumah sakit tersebut menegaskan pergantian jabatan ini tidak berkaitan dengan insiden tersebut.
Seperti diketahui, setelah oksigen sentral kehabisan, jumlah pasien yang meninggal di Sardjito berjumlah 33 orang. Kepala Bagian Hukum RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan mengatakan, pergantian jabatan ini tidak terkait kegiatan tersebut
"Pergantian ini merupakan rotasi jabatan biasa dan itu hal lumrah di lingkungan Kementerian Kesehatan," kata Banu kepada wartawan dalam pesan tertulisnya, Senin (12/7).
Jabatan Dirut Sardjito awalnya dipegang oleh Rukmono Siswishanto. Dikarenakan adanya rotasi, Rukmono dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa Prof Dr Soerojo Magelang dengan jabatan sebagai dirut.
Untuk jabatan dirut RSUP Dr Sardjito yang baru digantikan oleh Eniarti mulai 12 Juli ini. "(Pergantian jabatan) Sebagai penyegaran organisasi di lingkungan Kementerian Kesehatan," ujar Banu.
Banu menyebut, pergantian struktur organisasi di Sardjito hanya dilakukan terhadap jabatan dirut. Sehingga, jabatan lainnya tidak ada yang berubah. "Hanya dirut (yang diganti)," jelas Banu.